

Oleh Mahmud Efendi, A.Md (Penyuluh Perikanan Kec. Parakan - Temanggung)
Ikan lele di Temanggung sudah tidak asing lagi. Kalau kita pergi kepasar ikan pasti banyak ditemui masyarakat yang tidak bosan-bosannya membeli ikan lele. Keberadaannya menjadi incaran banyak orang dari berbagai kalangan terutama menjelang hari raya dan acara keagamaan lainnya. Bahkan sampai ada anggapan “Rasanya Kurang Lengkap pada Hari Raya kalo tidak Makan Lele”. Lele, secara ilmiah, terdiri dari banyak spesies. Tidak mengherankan pula apabila lele di Nusantara mempunyai banyak nama daerah. Antara lain: ikan kalang (Sumatra Barat), ikan maut (Gayo dan Aceh), ikan sibakut (Karo), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makassar), ikan cepi (Sulawesi Selatan), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah) atau ikan keli (Malaysia). Di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), gura magura (Srilangka), ナマズ (Jepang) dan 鲇形目 (Tiongkok). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Nama ilmiahnya, Clarias, berasal dari bahasa Yunani chlaros, yang berarti ‘lincah’, ‘kuat’, merujuk pada kemampuannya untuk tetap hidup dan bergerak di luar air. Lele dikembangbiakkan di Indonesia untuk dikonsumsi dengan berbagai macam produk olahan seperti : Pecel Lele, Abon Lele, Krupuk Kulit Lele dan Bakso Lele.
Pada Ikan Lele budidaya 1 fillet (141.5g) yang dimasak dengan menggunakan air 5 OZ (+/- 140 ml air) bisa mengandung :
Kalori: 217
Protein: 26.7g
Karbohidrat: 0.0g
Total Fat: 11.5g
Fiber: 0.0g
Selenium (20.7mcg),
Vitamin B12 (4mcg)
Kalium (459mg)
Niacin (3.6mg)
Pada 100 gram ikan lele yang berasal dari penangkapan perairan umum ketika dimasak mengandung beberapa unsur penting yang diperlukan tubuh, seperti :
0,333 gram asam lemak omega-3, berasal dari EPA (0.1g),
DHA (0.137g),
dan ALA (0.096g).
Dan kandungan pada 100 gram lele hasil budidaya bisa memberikan :
0,259 gram asam lemak omega-3, berasal dari EPA (0.049g),
DHA (0,128),
dan ALA (0.082g)
sumber: http://www.mothernature.com/Library

Hal-hal diatas bisa dijelaskan secara ringkas sebagai berikut :
1. Sumber energi Ikan lele bisa menjadi sumber energi yang baik. Apabila kita kekurangan sumber energi maka dapat membuat tubuh lemas dan mengakibatkan akivitas kita bisa terhenti sehingga menjadi tidak produktif.
2. Protein Ikan Lele banyak mengandung Protein, apabila kita kekurangan protein bisa menyebabkan kerontokan rambut, kuku yang tidak sehat, serta gangguan pertumbuhan.
3. Lemak Lemak merupakan sumber asam lemak esensial. Pada lelepun juga ada kandungan lemaknya, yang apabila kita kekurangan lemak dapat menimbulkan gangguan saraf dan penglihatan, kegagalan reproduksi serta gangguan pada kulit, hati, dan ginjal.
4. Kalsium (Ca) Kalsium banyak terdapat pada ikan , termasuk juga ikan lele, apabila kita kekurangan kalsium (Ca) dapat menyebabkan pelunakan tulang dan pertumbuhan tulang yang tidak sempurna.
5. Fosfor (P) Kekurangan fosfor dapat menyebabkan radang gusi dan kerusakan gigi. Fosfor juga mempengaruhi pertumbuhan tulang. Ikan lelepun ada kandungan Fospornya
6. Zat besi (Fe) Zat besi pun bisa kita penuhi dengan mengkonsumsi lele. Karena apabila kita kekurangan zat besi dapat mngakitbatkan penyakit anemia. Ciri-ciri orang yang kekurangan zat besi adalah pusing, suhu tubuh dingin, mudah keletihan, tidak bergairah dan pucat.
7. Natrium Hal yang terjadi pada tubuh yang kurangan natrium adalah volume darah menurun yang membuat tekanan darah menurun, pusing, kadang disertai dengan kram otot, lemas, lelah, dan kehilangan selera makan. Hal ini bisa kita hindari dengan semakin banyak mengkonsumsi lele.
8. Tiamin (B1) Tiamin merupakan suatu koenzim. Kekurangan tiamin (Vit B1) dapat menyebabkan kerusakan pada saraf tepi atau lesi pada saraf pusat dan dapat mengakibatkan penyakit beri-beri. Karena itu kita juga bisa terhindar dari penyakit ini apabila sering menkonsumsi lele.
9. Riboflavin (B2) Kekurangan riboflavin dapat menyebabkan lesi pada mulut, bibir dan lidah. Bisa dijamin apabila kita mengkonsumsi lele akan terhindar dari hal seperti diatas.
10. Niasin Kekurangan niasin dapat menyebabkan sindrom defisiensi pelagra yang ditandai dengan penurunan berat badan, gangguan pencernaan, dermatitis serta depresi.
Berdasarkan penjelasan diatas, jelaslah bahwa tubuh manusia membutuhkan zat-zat yang terkandung pada ikan lele. Meskipun ikan lele hidup ditempat yang terkadang masih kita anggap kotor, namun ikan lele memiliki kandungan gizi yang baik. Ikan lele tidak memiliki sisik, memudahkan pengolahan ikan lele agar layak untuk dikonsumsi. Belakangan ini sudah banyak ditemukan pedagang ikan lele yang telah mengolah ikan lele dengan baik, sehingga rasa ikan lele menjadi gurih dan enak. Bahkan ditemanggung pun sudah banyak ditemukan produk Olahan Ikan Lele ini, seperti : Abon dan Kripik Kulit Lele “Clarias” Dangkel, Snack/Kripik Lele “Cempaka Rasa Traji, Kerak Lele dan lain sebagainya.
Jadi dengan beberapa kelebihan Ikan lele yang dapat bertahan hidup lebih lama, perkembangbiakan ikan lele yang mudah dibudidayakan, kandungan gizi yang tinggi, rasa ikan lele yang enak serta dapat diolah dengan berbagai macam produk olahan seharusnya dapat menjadikan lele sebagai daya tarik tersendiri untuk dibisniskan dan dibudidayakan. Sehingga dengan kandungan gizinya yang tinggi, yang kebanyakan masyarakat beranggapan seolah-olah pemenuhan gizi yang tinggi harus kita beli dari masakan-masakan instant yang ada di kota, tak berlebihan apabila kita mengatakan Ikan Lele sebagai “PANGANAN nDESO GIZINE KUTHO”. Atau dengan Potensi Lele yang mudah dibudidayakan dan mempunyai nilai jual yang tinggi serta harga yang relatif stabil dibanding harga daging lainnya, tak salah juga kalo nantinya kita bisa menjadikan lele sebagai “PRODUK nDESO REZEKINE KUTHO”.