11 Juli 2012

LELE : PANGANAN nDESO GIZINE KUTHO


Oleh Mahmud Efendi, A.Md (Penyuluh Perikanan Kec. Parakan - Temanggung)






Ikan lele di Temanggung sudah tidak asing lagi. Kalau kita pergi kepasar ikan pasti banyak ditemui masyarakat yang tidak bosan-bosannya membeli ikan lele. Keberadaannya menjadi incaran banyak orang dari berbagai kalangan terutama menjelang hari raya dan acara keagamaan lainnya. Bahkan sampai ada anggapan “Rasanya Kurang Lengkap pada Hari Raya kalo tidak Makan Lele”. Lele, secara ilmiah, terdiri dari banyak spesies. Tidak mengherankan pula apabila lele di Nusantara mempunyai banyak nama daerah. Antara lain: ikan kalang (Sumatra Barat), ikan maut (Gayo dan Aceh), ikan sibakut (Karo), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makassar), ikan cepi (Sulawesi Selatan), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah) atau ikan keli (Malaysia). Di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), gura magura (Srilangka), ナマズ (Jepang) dan 鲇形目 (Tiongkok). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Nama ilmiahnya, Clarias, berasal dari bahasa Yunani chlaros, yang berarti ‘lincah’, ‘kuat’, merujuk pada kemampuannya untuk tetap hidup dan bergerak di luar air. Lele dikembangbiakkan di Indonesia untuk dikonsumsi dengan berbagai macam produk olahan seperti : Pecel Lele, Abon Lele, Krupuk Kulit Lele dan Bakso Lele. Keberadaan Lele juga bisa berfungsi untuk menjaga kualitas air yang tercemar. Kadangkala lele juga ditaruh di sawah karena bisa memakan hama-hama yang berada di sawah. Lele sering pula ditaruh di kolam-kolam atau tempat-tempat air tergenang lainnya untuk menanggulangi tumbuhnya jentik-jentik nyamuk. Sehingga Lele juga bisa mengurangi resiko terjangkinyat DBD terutama pada musim hujan saat banyak genangan air. Karena Lele juga bisa memakan jentik-jentik nyamuk Aedes Aegepti yang berpotensi menyebarkan Penyakit Demam Berdarah. Seringkali lele juga ditaruh dan dikembangbiakan di tempat-tempat yang tercemar karena bisa menghilangkan dan memakan kotoran-kotoran. Dengan alasan ini mungkin tidak semua orang menyukai lele karena masih beranggapan ikan lele menyukai makanan busuk yang berprotein dan kotoran yang berasal dari kakus. Padahal sekarang sudah banyak Cara Budidaya Ikan Lele yang Baik dan Higienis dengan menggunakan Media Terpal dan Kolam Beton/Semen. Makanannya pun sudah berupa Pakan Buatan (Pellet) yang dibuat secara Higienis dan kandungan bahan Pakannya juga berprotein tinggi (rata-rata diatas 30 %, tergantung Merk dagangnya). Dan apabila kita masih meragukan asal Lele dari tempat yang kotor sebetulnya kita juga bisa memberoknya terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Diberok itu maksudnya lele dipelihara pada air yang mengalir selama beberapa hari dan tidak dikasih pellet, sehingga kotoran-kotoran yang ada ditubuhnya bisa keluar dan kita bisa mengkonsumsinya secara aman. Selain ikan Lele sudah mulai dibudidayakan ditempat yang higienis, ikan ini juga memiliki kandungan gizi yang tinggi.
Pada Ikan Lele budidaya 1 fillet (141.5g) yang dimasak dengan menggunakan air 5 OZ (+/- 140 ml air) bisa mengandung :
  Kalori: 217
  Protein: 26.7g
  Karbohidrat: 0.0g
 Total Fat: 11.5g
 Fiber: 0.0g
  Selenium (20.7mcg),
 Vitamin B12 (4mcg)
  Kalium (459mg)
  Niacin (3.6mg)
Pada 100 gram ikan lele yang berasal dari penangkapan perairan umum ketika dimasak mengandung beberapa unsur penting yang diperlukan tubuh, seperti :
0,333 gram asam lemak omega-3, berasal dari EPA (0.1g),
DHA (0.137g),
dan ALA (0.096g).
Dan kandungan pada 100 gram lele hasil budidaya bisa memberikan :
0,259 gram asam lemak omega-3, berasal dari EPA (0.049g),
DHA (0,128),
dan ALA (0.082g)
sumber: http://www.mothernature.com/Library
Kandungan gizi yang terkandung pada lele ini memiliki peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh dan apabila jenis gizi tersebut tidak terpenuhi dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Berikut nilai dan kandungan gizi yang terdapat pada 100 gram ikan lele:



Hal-hal diatas bisa dijelaskan secara ringkas sebagai berikut :
1. Sumber energi Ikan lele bisa menjadi sumber energi yang baik. Apabila kita kekurangan sumber energi maka dapat membuat tubuh lemas dan mengakibatkan akivitas kita bisa terhenti sehingga menjadi tidak produktif.
2. Protein Ikan Lele banyak mengandung Protein, apabila kita kekurangan protein bisa menyebabkan kerontokan rambut, kuku yang tidak sehat, serta gangguan pertumbuhan.
3. Lemak Lemak merupakan sumber asam lemak esensial. Pada lelepun juga ada kandungan lemaknya, yang apabila kita kekurangan lemak dapat menimbulkan gangguan saraf dan penglihatan, kegagalan reproduksi serta gangguan pada kulit, hati, dan ginjal.
4. Kalsium (Ca) Kalsium banyak terdapat pada ikan , termasuk juga ikan lele, apabila kita kekurangan kalsium (Ca) dapat menyebabkan pelunakan tulang dan pertumbuhan tulang yang tidak sempurna.
5. Fosfor (P) Kekurangan fosfor dapat menyebabkan radang gusi dan kerusakan gigi. Fosfor juga mempengaruhi pertumbuhan tulang. Ikan lelepun ada kandungan Fospornya
6. Zat besi (Fe) Zat besi pun bisa kita penuhi dengan mengkonsumsi lele. Karena apabila kita kekurangan zat besi dapat mngakitbatkan penyakit anemia. Ciri-ciri orang yang kekurangan zat besi adalah pusing, suhu tubuh dingin, mudah keletihan, tidak bergairah dan pucat.
7. Natrium Hal yang terjadi pada tubuh yang kurangan natrium adalah volume darah menurun yang membuat tekanan darah menurun, pusing, kadang disertai dengan kram otot, lemas, lelah, dan kehilangan selera makan. Hal ini bisa kita hindari dengan semakin banyak mengkonsumsi lele.
8. Tiamin (B1) Tiamin merupakan suatu koenzim. Kekurangan tiamin (Vit B1) dapat menyebabkan kerusakan pada saraf tepi atau lesi pada saraf pusat dan dapat mengakibatkan penyakit beri-beri. Karena itu kita juga bisa terhindar dari penyakit ini apabila sering menkonsumsi lele.
9. Riboflavin (B2) Kekurangan riboflavin dapat menyebabkan lesi pada mulut, bibir dan lidah. Bisa dijamin apabila kita mengkonsumsi lele akan terhindar dari hal seperti diatas.
10. Niasin Kekurangan niasin dapat menyebabkan sindrom defisiensi pelagra yang ditandai dengan penurunan berat badan, gangguan pencernaan, dermatitis serta depresi.
Berdasarkan penjelasan diatas, jelaslah bahwa tubuh manusia membutuhkan zat-zat yang terkandung pada ikan lele. Meskipun ikan lele hidup ditempat yang terkadang masih kita anggap kotor, namun ikan lele memiliki kandungan gizi yang baik. Ikan lele tidak memiliki sisik, memudahkan pengolahan ikan lele agar layak untuk dikonsumsi. Belakangan ini sudah banyak ditemukan pedagang ikan lele yang telah mengolah ikan lele dengan baik, sehingga rasa ikan lele menjadi gurih dan enak. Bahkan ditemanggung pun sudah banyak ditemukan produk Olahan Ikan Lele ini, seperti : Abon dan Kripik Kulit Lele “Clarias” Dangkel, Snack/Kripik Lele “Cempaka Rasa Traji, Kerak Lele dan lain sebagainya.

Jadi dengan beberapa kelebihan Ikan lele yang dapat bertahan hidup lebih lama, perkembangbiakan ikan lele yang mudah dibudidayakan, kandungan gizi yang tinggi, rasa ikan lele yang enak serta dapat diolah dengan berbagai macam produk olahan seharusnya dapat menjadikan lele sebagai daya tarik tersendiri untuk dibisniskan dan dibudidayakan. Sehingga dengan kandungan gizinya yang tinggi, yang kebanyakan masyarakat beranggapan seolah-olah pemenuhan gizi yang tinggi harus kita beli dari masakan-masakan instant yang ada di kota, tak berlebihan apabila kita mengatakan Ikan Lele sebagai “PANGANAN nDESO GIZINE KUTHO”. Atau dengan Potensi Lele yang mudah dibudidayakan dan mempunyai nilai jual yang tinggi serta harga yang relatif stabil dibanding harga daging lainnya, tak salah juga kalo nantinya kita bisa menjadikan lele sebagai “PRODUK nDESO REZEKINE KUTHO”.