Oleh : Mahmud Efendi, A.Md (Penyuluh Perikanan Temanggung – Jawa Tengah)
Didalam Keputusan
Menteri Kelautan dan Perikanan No : KEP. 44/MEN/2002 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Penyuluhan Perikanan dijelaskan bahwa tujuan Penyuluhan Perikanan adalah meningkatnya pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan motivasi masyarakat, khususnya nelayan, pembudidaya,
pengolah ikan dan keluarganya, terutama dalam rangka meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraannya. Dijelaskan juga bahwa Penyuluhan Perikanan adalah pendidikan nonformal yang
ditujukan kepada masyarakat khususnya nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan
serta keluarganya untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan
motivasi dalam bidang perikanan.
Pedoman Umum Penyelenggaraan Penyuluhan Perikanan yang dikeluarkan oleh
Menteri Kelautan dan Perikanan Pertama , Bapak Rokhmin Dahuri, juga menjelaskan metoda pendekatan dalam penyuluhan perikanan. Berikut akan kami jelaskan
ini semua dengan bahasa yang mudah dimengerti.
Pendekatan Persuasif artinya bahwa penyuluh perikanan dalam melaksanakan tugasnya harus
mampu meyakinkan khalayak yang disuluh, sehingga mereka merasa tertarik
terhadap hal-hal yang disampaikan. Secara otomatis apabila kita menginginkan para pelaku utama yang akan disuluh
yakin terhadap “sesuatu” yang akan kita sampaikan dan tertarik untuk
melakukannya maka kedekatan kita secara
emosional sangatlah diperlukan. Sehingga dengan kedekatan ini diharapakan
mereka bisa melakukan “advice” kita secara sukarela tanpa merasa terpaksa,
dengan sepenuh hati dan tidak setengah hati serta dengan “kesadaran” tanpa
merasa digurui.
Pendekatan Personal |
Unsur yang juga tidak kalah penting dalam
melaksanakan penyuluhan perikanan adalah unsur Edukatif. Edukatif disini maksudnya adalah penyuluh perikanan harus bersikap dan berperilaku sebagai pendidik
yang dengan penuh kesabaran dan ketekunan membimbing masyarakat. Kata kunci dari aspek edukatif ini adalah sabar dan tekun dalam mendidik para
pelaku utama dan pelaku usaha perikanan. Dimana kesabaran para penyuluh
sangatlah dibutuhkan dalam mendidik pelaku utama dan pelaku usaha perikanan.
Karena tidak jarang kita temui dilapangan masyarakat yang kita “didik” ini
terkadang membuat kita “emosi”. Bukan hanya itu, masih sering ditemukan ketika
kita memberikan masukan secara langsung,
mereka mengatakan akan segera melakukan, walau kenyataannya dilapangan
mereka tidak jua melaksanakan. Kondisi ini sering kita alami, akan tetapi
sebagai penyuluh janganlah kita hanya menyalahkan obyek penyuluhan saja. Akan
tetapi mestinya kita juga harus “introspeksi”, mungkin sebagai “Guru Informal”
masyarakat, kita belum “acceptable” walau mungkin kita sudah “capable”. Mungkin
selama ini kita cenderung hanya menggurui dan merasa menjadi “Komandan” ketika
kita menyampaikan masukan. Jadi kesabaran untuk senantiasa memberikan masukan
yang bermanfaat haruslah terus menerus kita lakukan dibarengi dengan senantiasa
melakukan “Pendekatan Personal”.
Penyuluhan Kelompok Langsung Ke Lapangan |
Selain itu ketekunan dalam memberikan saran dan
masukan terhadap obyek yang akan disuluh juga tidak kalah penting. Walaupun
kita sudah mempunyai kesabaran dalam melakukannya akan tetapi ketika kita tidak
secara rutin dan bersungguh-sungguh dalam memberikan masukkan maka hasilnya
kurang maksimal. Pasalnya “rutinitas” penyuluh dalam memberikan masukan ini
sangatlah diperlukan dalam “transfer of technology” terkini seputar perikanan
maupun hal-hal lainnya.
Berikutnya adalah komunikatif, artinya bahwa penyuluh perikanan harus mampu berkomunikasi dan
menciptakan iklim serta suasana sedemikian rupa sehingga tercipta suatu
pembicaraan atau komunikasi yang bersifat akrab, terbuka, dan timbal balik.
Hal ini juga menjelaskan bahwa
kedekatan penyuluh terhadap pelaku perikanan merupakan suatu keniscayaan.
Karena bagaimana mungkin tercipta suatu pembicaraan
atau komunikasi yang bersifat akrab, terbuka dan menghasilkan perubahan prilaku apabila kita kurang “dekat” dengan
mereka bahkan cenderung terasa “jauh”. Selain itu, harus juga disadari bahwa
selaku penyuluh perikanan memang kita “dibayar untuk ngomong”
kepada para pelaku utama dan pelaku usaha perikanan. Sebagai seorang penyuluh
bukan hanya diam dan “tidak berkata seribu bahasa”. Karena bagaimana mungkin
mereka bisa meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan motivasi serta pendapatan dan
kesejahteraannya apabila kita hanya
diam saja. Disinilah letak pentingnya komunikasi dua arah, sehingga unsur
“mendidik secara informal” ini bisa berjalan dengan lancar.
Akomodatif artinya bahwa dengan diajukannya permasalahan-permasalahan di
bidang perikanan oleh masyarakat, penyuluh perikanan harus mampu
mengakomodasikan, menampung, dan memberikan jalan pemecahannya dengan sikap dan
bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami oleh khalayak yang disuluh. Hal ini juga menuntut penyuluh harus bisa “menjadi pendengar yang baik” bukan hanya
mau didengar. Memang kita harus mampu menampung segala permasalahan yang mereka
sampaikan, walau terkadang yang harus kita dengar tidak hanya permasalahan
teknis perikanan belaka. Penyuluh harus mampu menjadi teman “curhat” mulai dari
masalah “dapur sampai “kasur” dan “sumur”. Selaku penyuluh semestinya kita hadapi semua ini dengan
senyuman dan justru harus kita syukuri. Karena apabila mereka mau menyampaikan
semua permasalahan yang dihadapi mulai dari masalah teknis budidaya sampai
masalah pribadi dan keluarga, menunjukkan bahwa ada kedekatan pribadi antara kita dan mereka. Pasalnya tidak semua
orang mau dan berani menyampaikan
segala permasalahan yang dihadapinya. Justru apabila kita selaku penyuluh bisa
memberikan alternatif pemecahannya yang tepat terhadap permasalahan yang mereka
hadapi, maka kedepannya kita akan lebih mudah “masuk” pada mereka. Sehingga
para pelaku utama dan pelaku usaha perikanan akan menjadikan kita sebagai
“dokter pribadi” mereka ketika ada “penyakit” yang dihadapi. Pada akhirnya
kedekatan pribadi ini akan lebih mempermudah tugas kita sebagai penyuluh untuk
merubah PSK (Perilaku, Sikap dan Keterampilan) mereka.
Pendekatan KeKelompok |
Fasilitatif artinya
bahwa penyuluh perikanan harus mampu memanfaatkan jejaring kerja penyuluhan perikanan
untuk menghubungkan antara khalayak yang disuluh dengan pihak lain seperti
sumber teknologi, sumber permodalan, sumber informasi, akses pasar, dan
lain-lain. Kemampuan untuk bisa
menciptakan networking ini sangat dibutuhkan ketika kita terjun ke lapangan
dan bertemu langsung dengan para pelaku utama perikanan. Karena belakangan
ketika mereka mampu memproduksi hasil perikanan dengan tehnologi tinggi dan
kontinyuitasnya sudah berjalan dengan baik akan tetapi mereka masih kesulitan
untuk memasarkannya. Hal ini semestinya menjadi tantangan dan peluang bagi
penyuluh untuk bisa menjadi penghubung antara pelaku utama dan “market” yang
akan menyerap produk mereka. Sehingga kedepannya para pelaku utama tidak hanya
mampu memproduksi dalam jumlah besar akan tetapi mereka juga mampu mengakses
pasar.
Terlebih lagi ketika para obyek yang kita suluh
kesulitan dalam mengakses modal, semestinya kita juga haus mampu menyelesaikan
permasalahan ini. Karena apabila pasar sudah kita kuasai dan permintaannya
semakin banyak, maka mau gak mau kebutuhan modal usaha pun akan semakin tinggi.
Hal ini juga bisa menjadi salah satu peluang bagi Penyuluh untuk bisa menjadi Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB). Dimana
Keberadaan KKMB ini sebenarnya bukanlah hal baru bagi kita. Kiprahnya sebagai tenaga
pendamping bagi pengusaha mikro, kecil dan menengah sudah cukup dikenal. Di
beberapa kalangan, nama KKMB lebih dikenal dengan sebutan lain yang
berbeda-beda sesuai dengan penugasan masing-masing. Jadi apabila kita mampu membantu para pelaku
utama dan pelaku usaha perikanan dalam mengakses modal usaha dengan mudah, maka
kita merupakan “guru yang mulia” bagi mereka. Terlebih lagi apabila kita bisa
menjadikan mereka sebagai pengusaha kecil dan menengah syukur bisa menjadi perusahan besar yang bisa
mengekspor produknya. Maka apa yang kita lakukan ini akan mempunyai dua nilai
investasi, yaitu investasi dunia dan investasi akhirat. Sehingga kedepannya
kita bisa berharap agar khalayak yang kita suluh bisa sukses dunia akhirat,
begitu juga kita harapkan para penyuluhnya bisa sukses dunia akhirat.