03 Juni 2018

MENGENAL BLACK SOLDIER FLIES (BSF) PAKAN ALTERNATIF IKAN DAN TERNAK SANG “TENTARA HITAM” PENGOLAH LIMBAH



Oleh : Kis Dewantoro, S.Pi. dan Mahmud Efendi, S.Tr.Pi. (Penyuluh Perikanan Disnakan Temanggung BPPP Tegal)

 Jika anda membutuhkan Buku Dasar-dasar Budidaya BSF
Bisa Call/WA di 085768545369
Cover Buku BSF



Pendahuluan
Hampir disemua lini aktifitas kita sehari-hari banyak  menghasilkan limbah dan sampah.  Bahkan sampah dianggap menjadi suatu ancaman yang serius  bagi masyarakat bukan hanya berdampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan sekitar, sampah dianggap akan mengurangi lahan produktif karena membutuhkan lahan yang tidak sedikit sebgai tempat pembuangan, penampungan dan pengolahannya. Karenanya dibutuhkan sebuah cara yang “out of the box” dalam penanganan dan pemanfaatan limbah rumah tangga yang dianggap kurang bermanfaat bagi masyarakat selama ini.

Mengenal Black Soldier Flies/BSF
Belakangan mulai banyak dikembangbiakan Hermetia illucens  atau ada yang menyebutnya lalat-lalat tentara hitam (Black Soldier Flies/BSF)  untuk mengurai sampah rumah tangga dan sampah sisa pengolahan industri lainnya. Lalat asli kawasan Amerika Utara itu diklaim sanggup mengurangi 80 persen sampah rumah tangga dan limbah pengolahan pabrik lainnya. Hermetia illucens merupakan jenis serangga keluarga lalat yang jauh beda dengan lalat sampah (Musca domestika) pada umumnya dengan sifat yang tak dimiliki lalat lain. Masa dewasanya kurang dari delapan hari, yang ditujukan mencari pasangan dan bertelur. Pada Tahap Dewasa yang rata-rata hidup selama 7-14 hari BSF ini tidak makan. Lalat BSF dewasa bersayap ini tidak mempunyai bagian mulut sehingga hal ini yang menjadi alasan utama mengapa lalat-lalat itu tak dikaitkan dengan penularan penyakit kepada manusia sehingga aman untuk dikembangkan disekitar pemukiman masyarakat. Bahkan, larva atau maggot Hermetia illucens dapat membunuh dan menekan populasi bakteri jahat, misalnya salmonella dan coli, serta mampu mengolah limbah organik sangat cepat.
Maggot BSF juga mengandung protein dan lemak tinggi sehingga baik digunakan sebagai pakan unggas atau ikan. Sisa kotoran maggot juga bisa dijadikan pupuk organic/kompos. Secara fisik, lalat hitam ini  mempunyai bentuk tubuh lebih panjang dan ramping dibandingkan lalat umumnya. Tubuhnya mengilap, geraknya lambat. Jika dikembangbiakkan dikandang khusus dan jumlahnya mendominasi maka lalat lain, seperti lalat hijau dan lalat sampah, akan menyingkir. BSF ini relatif mudah dikembangbiakkan tidak membutuhkan perlakuan khusus. Dalam siklus hidupnya, lalat ini bisa bermigrasi secara mandiri saat bermetamorfosis dari fase maggot/larva ke prepupa. Siklus hidupnya relatif singkat, sekitar 40 hari. Fase metamorfosis terdiri atas fase telur selama 3 – 4 hari, maggot 18-21 hari, prepupa 14 hari, pupa 3 hari, dan lalat dewasa 3 hari. Lalat BSF  dewasa betina setelah 2-3 hari pasca kawin akan bertelur dan setelah bertelur akan mati, sedangkan yang jantannya akan mati setelah kawin.

Kandang BSF


Black Soldier Flies/BSF Sang Pengolah Sampah
Dalam proses pengelolaan sampah dengan lalat tentara hitam/ BSF ini dapat menghasilkan prepupa dan pupa yang bisa dimanfaatkan untuk pakan ikan, ternak bahkan burubg kicauan. Selain itu cara pengolahan sampah ini dapat menghasilkan sisa penguraian yang bisa dijadikan sebagai pupuk organic/kompos. Pasukan pengurai  hitam ini mampu mengurai sampah dengan cepat. Setiap ekornya rata-rata menghasilkan 500 maggot dalam satu siklus hidupnya. Apabila ada 20 ekor, nantinya akan ada 10.000 maggot. Dalam satu hari, 10.000 maggot mampu mengurai 1 kilogram sampah dan limbah rumah tangga (sisa makanan) dan menyisakan 200 gram sampah terurai yang biasa disebut dengan bekas maggot (kasgot). Kasgot dapat langsung dimanfaatkan sebagai pupuk organic untuk tanaman pertanian. Sementara itu maggot yang baru saja menyelesaikan tugas mengurai sampah, dalam tiga hari akan bermetamorfosis menjadi prepupa (fase puasa). Prepupa memiliki kandungan protein hingga 45 persen, lemak 35 persen. Dengan kandungan protein tinggi, prepupa dapat dimanfaatkan sebagai pakan unggas dan ikan. Guna menjaga populasi dan siklus BSF ini, maka sebaiknya jangan memanen prepupa sebagai pakan secara keseluruhan. Kita harus  menyisakan 1-3 persen prepupa agar melanjutkan siklus hidupnya menjadi pupa dan lalat dewasa. Sehingga proses perkembangbiakannya bisa terus berlanjut dan bisa mengolah limbah yang sekaligus menjadi pakan bagi Maggot BSF ini.
Tak hanya mengurai sampah dan sumber protein bagi Ikan dan ternak, biokonversi sampah menggunakan lalat hitam itu juga mampu menyuburkan tanah. Perusahaan gula PT Gunung Madu Plantations membuktikannya. Di perusahaan gula itu, pasukan lalat hitam mengurai sisa endapan hasil pengolahan tebu (blotong) hingga 10 persen. Apabila maggot mengurai 10 kilogram blotong, maka dihasilkan 9 kg pupuk organik dari blotong. Dalam satu tahun, PT Gunung Madu Plantations mendapat 80.000 ton blotong dari sisa produksi gula. Mereka juga akan dapat 72.000 ton pupuk organik. Pupuk Organik hasil penguraian maggot BSF ini ternyata berdampak positif bagi perkebunan Tebu disana. Lapisan olah yang semula memiliki ketebalan 10 cm kini bertambah jadi 14 cm. Kadar nitrogen dalam tanah juga meningkat 37,6 persen dari semula 0,9 kini menjadi 1,2. Karenanya biokonversi sampah dengan pemanfaatan Maggot BSF ini diharapkan bisa segera di aplikasikan baik di permukiman warga maupun perusahaan perkebunan. Karena berdasarkan data PadaTahun 2011 saja sampah masyarakat Indonesia 80.000 ton per hari (Kompas, 15/11/2013). Jumlah itu meningkat tahun 2014, mencapai 200.000 ton per hari. Pada 2025, dengan prediksi jumlah penduduk 270 juta jiwa, diperkirakan akan ada 270.000 ton sampah per harinya. Asumsinya, per orang menghasilkan 0,5 kg-1,5 kg sampah per hari (Kompas, 7/3). Di tengah berbagai upaya memerangi sampah yang mulai menjadi momok bagi masyarakat maka pengembangan pasukan khusus lalat hitam ini  sudah selayaknya lah segera dikembangkan. Sehingga sesuatu yang menjadi momok bisa menjadi enak karena malah bisa menjadi pundi penghasilan alternative untuk pakan ikan dan ternak serta dapat menghasilkan pupuk organic yang bermanfaat untuk pertanian.
Didaerah Temanggung Black Soldier Flies/BSF mulai dikembangkan  skala kecilnya daerah Wadas Kandangan. Maggot BSF ini dimanfaatkan untuk pakan ikan dan bebek oleh Mas Kis Dewantoro dengan memanfaatkan limbah  buah dan sayur mayur. Didaerah Pahingan Temanggung pun juga sudah mulai dikembangkan untuk pakan ikan.
Biopond BSF


Memulai Usaha Black Soldier Flies/BSF
Untuk memulai Usaha Budidaya Maggot BSF dimulai dengan tahapan persiapan lahan/kandang budidaya dengan minimal 2 kandang Penghasil Telur dari Insect Net dan Kandang Komposter. Proses budidayanya bisa dimulai dengan mendapatkan Induk BSF dari Alam dengan menggunakan sarang buatan. Berikutnya Telor BSF yang didapat dari Alam kemudian di masukkan ke kandang penghasil telur. Setelah telor berkembang menjadi larva, prepupa dan pupa bisa dipindahkan ke kandang komposter dengan cara pemeliharaan dan perawatan yang sangat mudah. Dikandang Komposter ini tinggal dikasih limbah/sampah yang akan diolah menjadi kompos. Secara Otomatis larva maggot BSF akan mengolah limbah dan setelah 3 mingguan Prepupa dan Pupa akan mencari tempat kering (biopond) yang kita buat agar bisa berkumpul ditempat kering untuk mempermudah panen. Cara memanen Maggot BSF pun sangat mudah tinggal memanen prepupa/pupa nya kemudian dikumpulkan diwadah. Tehnik pemanfaatannya untuk pakan ikan dan ternak sangat sederhana tinggal diberikan begitu saja Ke Ikan/Ternak yang kita pelihara.
Maggot Siap Mantap

Karenanya proses pemeliharaan Maggot BSF ini bsa dikembangkan dilahan sempit dengan modal sedikit.  Sehingga diharapkan limbah rumah tangga yang kurang bermanfaat dan cenderung tidak ramah lingkungan justru menjadi sumber penghasilan alternatif. Selain itu juga akan banya membantu para pembudidaya  ikan dan peternak unggas  tidak tergantung lagi pada pakan pabrikan karena Maggot BSF ini bisa menjadi alternative pakan.  Sehingga diharapkan para pelaku utama dan pelaku usaha perikanan dan peternakan  kesejahteraannya akan meningkat.  Bahkan Kasgor (Bekas maggot) nya pun bisa menjadi pupuk organic bagi dunia pertanian. Karenanya  pemanfaatan pupuk anorganik/kimia juga bisa dikurangi kalau tidak mungkin kita tiadakan. Sehingga ajakan Go Organik tidak hanya menjadi wacana akan tetapi teraplikasi didunia nyata. Semoga.