Oleh : Kis Dewantoro, S.Pi. dan Mahmud Efendi, S.Tr.Pi. (Penyuluh
Perikanan Disnakan Temanggung BPPP Tegal)
Cover Buku BSF |
Pendahuluan
Hampir disemua lini aktifitas kita sehari-hari
banyak menghasilkan limbah dan
sampah. Bahkan sampah dianggap menjadi suatu
ancaman yang serius bagi masyarakat bukan
hanya berdampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan sekitar, sampah dianggap
akan mengurangi lahan produktif karena membutuhkan lahan yang tidak sedikit
sebgai tempat pembuangan, penampungan dan pengolahannya. Karenanya dibutuhkan
sebuah cara yang “out of the box” dalam penanganan dan pemanfaatan limbah rumah
tangga yang dianggap kurang bermanfaat bagi masyarakat selama ini.
Mengenal
Black Soldier Flies/BSF
Belakangan mulai banyak dikembangbiakan Hermetia illucens atau ada yang menyebutnya lalat-lalat tentara hitam
(Black Soldier Flies/BSF) untuk mengurai sampah rumah tangga dan sampah
sisa pengolahan industri lainnya. Lalat asli kawasan Amerika Utara itu diklaim
sanggup mengurangi 80 persen sampah rumah tangga dan limbah pengolahan pabrik
lainnya. Hermetia illucens merupakan
jenis serangga keluarga lalat yang jauh beda dengan lalat sampah (Musca domestika) pada umumnya dengan
sifat yang tak dimiliki lalat lain. Masa dewasanya kurang dari delapan hari,
yang ditujukan mencari pasangan dan bertelur. Pada Tahap Dewasa yang rata-rata
hidup selama 7-14 hari BSF ini tidak makan. Lalat BSF dewasa bersayap ini tidak
mempunyai bagian mulut sehingga hal ini yang menjadi alasan utama mengapa
lalat-lalat itu tak dikaitkan dengan penularan penyakit kepada manusia sehingga
aman untuk dikembangkan disekitar pemukiman masyarakat. Bahkan, larva atau
maggot Hermetia illucens dapat
membunuh dan menekan populasi bakteri jahat, misalnya salmonella dan coli,
serta mampu mengolah limbah organik sangat cepat.
Maggot BSF juga mengandung protein dan lemak
tinggi sehingga baik digunakan sebagai pakan unggas atau ikan. Sisa kotoran
maggot juga bisa dijadikan pupuk organic/kompos. Secara fisik, lalat hitam ini mempunyai bentuk tubuh lebih panjang dan
ramping dibandingkan lalat umumnya. Tubuhnya mengilap, geraknya lambat. Jika
dikembangbiakkan dikandang khusus dan jumlahnya mendominasi maka lalat lain,
seperti lalat hijau dan lalat sampah, akan menyingkir. BSF ini relatif mudah
dikembangbiakkan tidak membutuhkan perlakuan khusus. Dalam siklus hidupnya,
lalat ini bisa bermigrasi secara mandiri saat bermetamorfosis dari fase maggot/larva
ke prepupa. Siklus hidupnya relatif singkat, sekitar 40 hari. Fase metamorfosis
terdiri atas fase telur selama 3 – 4 hari, maggot 18-21 hari, prepupa 14 hari,
pupa 3 hari, dan lalat dewasa 3 hari. Lalat BSF
dewasa betina setelah 2-3 hari pasca kawin akan bertelur dan setelah
bertelur akan mati, sedangkan yang jantannya akan mati setelah kawin.
Kandang BSF |
Black
Soldier Flies/BSF Sang Pengolah Sampah
Dalam proses pengelolaan sampah dengan lalat
tentara hitam/ BSF ini dapat menghasilkan prepupa dan pupa yang bisa
dimanfaatkan untuk pakan ikan, ternak bahkan burubg kicauan. Selain itu cara
pengolahan sampah ini dapat menghasilkan sisa penguraian yang bisa dijadikan sebagai
pupuk organic/kompos. Pasukan pengurai hitam ini mampu mengurai sampah dengan cepat.
Setiap ekornya rata-rata menghasilkan 500 maggot dalam satu siklus hidupnya.
Apabila ada 20 ekor, nantinya akan ada 10.000 maggot. Dalam satu hari, 10.000
maggot mampu mengurai 1 kilogram sampah dan limbah rumah tangga (sisa makanan)
dan menyisakan 200 gram sampah terurai yang biasa disebut dengan bekas maggot
(kasgot). Kasgot dapat langsung dimanfaatkan sebagai pupuk organic untuk
tanaman pertanian. Sementara itu maggot yang baru saja menyelesaikan tugas
mengurai sampah, dalam tiga hari akan bermetamorfosis menjadi prepupa (fase
puasa). Prepupa memiliki kandungan protein hingga 45 persen, lemak 35 persen.
Dengan kandungan protein tinggi, prepupa dapat dimanfaatkan sebagai pakan
unggas dan ikan. Guna menjaga populasi dan siklus BSF ini, maka sebaiknya
jangan memanen prepupa sebagai pakan secara keseluruhan. Kita harus menyisakan 1-3 persen prepupa agar melanjutkan
siklus hidupnya menjadi pupa dan lalat dewasa. Sehingga proses
perkembangbiakannya bisa terus berlanjut dan bisa mengolah limbah yang
sekaligus menjadi pakan bagi Maggot BSF ini.
Tak hanya mengurai sampah dan sumber protein
bagi Ikan dan ternak, biokonversi sampah menggunakan lalat hitam itu juga mampu
menyuburkan tanah. Perusahaan gula PT Gunung Madu Plantations membuktikannya.
Di perusahaan gula itu, pasukan lalat hitam mengurai sisa endapan hasil
pengolahan tebu (blotong) hingga 10 persen. Apabila maggot mengurai 10 kilogram
blotong, maka dihasilkan 9 kg pupuk organik dari blotong. Dalam satu tahun, PT
Gunung Madu Plantations mendapat 80.000 ton blotong dari sisa produksi gula.
Mereka juga akan dapat 72.000 ton pupuk organik. Pupuk Organik hasil penguraian
maggot BSF ini ternyata berdampak positif bagi perkebunan Tebu disana. Lapisan
olah yang semula memiliki ketebalan 10 cm kini bertambah jadi 14 cm. Kadar
nitrogen dalam tanah juga meningkat 37,6 persen dari semula 0,9 kini menjadi
1,2. Karenanya biokonversi sampah dengan pemanfaatan Maggot BSF ini diharapkan bisa
segera di aplikasikan baik di permukiman warga maupun perusahaan perkebunan. Karena
berdasarkan data PadaTahun 2011 saja sampah masyarakat Indonesia 80.000 ton per
hari (Kompas, 15/11/2013). Jumlah itu meningkat tahun 2014, mencapai 200.000
ton per hari. Pada 2025, dengan prediksi jumlah penduduk 270 juta jiwa,
diperkirakan akan ada 270.000 ton sampah per harinya. Asumsinya, per orang
menghasilkan 0,5 kg-1,5 kg sampah per hari (Kompas, 7/3). Di tengah berbagai
upaya memerangi sampah yang mulai menjadi momok bagi masyarakat maka
pengembangan pasukan khusus lalat hitam ini sudah selayaknya lah segera dikembangkan.
Sehingga sesuatu yang menjadi momok bisa menjadi enak karena malah bisa menjadi
pundi penghasilan alternative untuk pakan ikan dan ternak serta dapat
menghasilkan pupuk organic yang bermanfaat untuk pertanian.
Didaerah Temanggung Black Soldier Flies/BSF
mulai dikembangkan skala kecilnya daerah
Wadas Kandangan. Maggot BSF ini dimanfaatkan untuk pakan ikan dan bebek oleh
Mas Kis Dewantoro dengan memanfaatkan limbah
buah dan sayur mayur. Didaerah Pahingan Temanggung pun juga sudah mulai
dikembangkan untuk pakan ikan.
Biopond BSF |
Memulai
Usaha Black Soldier Flies/BSF
Untuk memulai Usaha
Budidaya Maggot BSF dimulai dengan tahapan persiapan lahan/kandang budidaya
dengan minimal 2 kandang Penghasil Telur dari Insect Net dan Kandang Komposter.
Proses budidayanya bisa dimulai dengan mendapatkan Induk BSF dari Alam dengan
menggunakan sarang buatan. Berikutnya Telor BSF yang didapat dari Alam kemudian
di masukkan ke kandang penghasil telur. Setelah telor berkembang menjadi larva,
prepupa dan pupa bisa dipindahkan ke kandang komposter dengan cara pemeliharaan
dan perawatan yang sangat mudah. Dikandang Komposter ini tinggal dikasih
limbah/sampah yang akan diolah menjadi kompos. Secara Otomatis larva maggot BSF
akan mengolah limbah dan setelah 3 mingguan Prepupa dan Pupa akan mencari
tempat kering (biopond) yang kita buat agar bisa berkumpul ditempat kering
untuk mempermudah panen. Cara memanen Maggot BSF pun sangat mudah tinggal
memanen prepupa/pupa nya kemudian dikumpulkan diwadah. Tehnik pemanfaatannya
untuk pakan ikan dan ternak sangat sederhana tinggal diberikan begitu saja Ke
Ikan/Ternak yang kita pelihara.
Maggot Siap Mantap |
Karenanya proses pemeliharaan Maggot BSF ini bsa
dikembangkan dilahan sempit dengan modal sedikit. Sehingga diharapkan limbah rumah tangga yang
kurang bermanfaat dan cenderung tidak ramah lingkungan justru menjadi sumber
penghasilan alternatif. Selain itu juga akan banya membantu para pembudidaya ikan dan
peternak unggas tidak tergantung lagi
pada pakan pabrikan karena Maggot BSF ini bisa menjadi alternative pakan. Sehingga diharapkan para pelaku utama dan
pelaku usaha perikanan dan peternakan
kesejahteraannya akan meningkat.
Bahkan Kasgor (Bekas maggot) nya pun bisa menjadi pupuk organic bagi
dunia pertanian.
Karenanya pemanfaatan pupuk
anorganik/kimia juga bisa dikurangi kalau tidak mungkin kita tiadakan. Sehingga
ajakan Go Organik tidak hanya menjadi wacana akan tetapi teraplikasi didunia
nyata. Semoga.