VALUASI
EKONOMI EKOSISTEM PERAIRAN
“ VALUASI EKONOMI EKOSISTEM DAERAH ALIRAN SUNGAI
DI KABUPATEN TEMANGGUNG “
TUGAS
PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERAIRAN
Dosen : Dr. Ir. Pigoselpi Anas, M.Si
Oleh:
MAHMUD EFENDI
NRP. 50146110892
PROGRAM
STUDI PENYULUHAN PERIKANAAN
JURUSAN
PENYULUHAN PERIKANAN
SEKOLAH
TINGGI PERIKANAN
BOGOR
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Pembuatan Makalah Mata Kuliah Pengelolaan
Lingkungan Perairan dengan judul “Valuasi
Ekonomi Ekosistem Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Temanggung” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dengan penuh kerendahan hati yang tulus, perkenankanlah
penulis sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak
yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Dra. Ani Leilani, M. Si, Selaku Ketua Jurusan
Penyuluhan Perikanan Bogor.
2.
Abdul Hanan, SP. M.Si, Selaku Ketua Program Studi
Penyuluhan Perikanan STP Bogor
3.
Dr. Ir. Pigoselpi Anas, M.Si Selaku Dosen Mata Kuliah Pengelolaan
Lingkungan Perairan.
4.
Teman-teman Alih Program D IV Jurusan Penyuluhan
Perikanan STP Bogor.
Penulis sadar bahwa dalam
penyelesaian makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna memperbaiki dan melengkapi makalah ini ke depan .
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.
Bogor, Desember 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Wilayah Kabupaten Temanggung seluas 87.065 Ha, terdiri dari 20.642 Ha
lahan sawah dan 66.423 Ha bukan lahan sawah. Menurut jenis pengairannya,
persawahan tersebut terdiri dari 4.656 Ha berpengairan teknis; 8.310 Ha
setengah teknis; 3.094 Ha berpengairan sederhana PU; 3.530 Ha berpengairan
sederhana non PU dan 1.052 Ha tadah hujan.
Sedangkan lahan bukan sawah terdiri dari 9.124 Ha
lahan bangunan; 28.461 Ha tegalan /
huma; 28 Ha kolam / empang; 14.847 Ha hutan negara / rakyat, 11.853 Ha
perkebunan negara / swasta; dan 2.110 Ha lahan lainnya.
Suhu udara di wilayah Kabupaten Temanggung pada umumnya
dingin / sejuk berkisar antara 20° - 30°. Sumber daya airpun sangat berlimpah, baik dari mata air
maupun dari perairan umum ( Sungai 1.426
Ha dan cekdam 13 Ha ).
Potensi
dikembangkannya Perikanan di Temanggung sangatlah banyak. Ada 275 Unit Pembenihan Rakyat (UPR) ikan
air tawar yang terdapat di Kabupaten Temanggung yang ternyata belum dapat memenuhi kebutuhan akan benih ikan di daerah ini. Oleh karenanya, benih ikan masih didatangkan dari
daerah lain. Padahal, kabupaten Temanggung sangat potensial sebagai Pusat
pembibitan ikan, mengingat sarana pendukung tersedia. Dari 275 UPR tersebut baru
dapat menghasilkan sekitar 69.223.000 ekor per-tahun, sementara kebutuhan benih ikan di daerah ini setiap
tahun mencapai sekitar 150 juta ekor. Kekurangan benih ikan
tersebut kebanyakan dibeli dari
luar daerah. Hal ini sangat
ironi sekali mengingat
berbagai sarana dan prasarana cukup tersedia untuk pengembangan pembenihan ikan air tawar yang ada dikabupaten Temanggung.
Ketersediaan lahan budidaya ikan air tawar daerah ini
untuk kolam mencapai 489 hektar. Sementara lahan yang dimanfaatkan para
pembudidaya ikan baru 119 hektar (24 %). Sedangkan untuk lahan persawahan mencapai 19.883 hektar dan yang
dimanfaatkan untuk budidaya ikan secara mina padi baru 3.035 hektar
(16 %). Sementara tingkat produksi benih ikan ai tawar tahun 2013 di
kolam mencapai 3.200 ton (193 Kg/hektar) dan produksi ikan di persawahan sebesar 1.400 ton (445 Kg/hektar).
Untuk
produksi ikan konsumsi sebesar 3.912 ton/tahun, sementara kebutuhan pasar 11.500 ton/tahun. Jumlah pembudidaya ikan air tawar
di daerah Temanggung mencapai 38.480 orang. Jumlah tersebut dirasa
belum optimal, mengingat daerah temanggung
yang terkenal sebagai penghasil tembakau terbaik didunia ini memiliki
sumber air yang cukup melimpah, baik sumber dari mata air,
sungai/jaringan irigasi dan cek dam. Jumlah sumber mata air
ditemanggung mencapai 495 unit, sumber air sungai/jaringan irigasi
panjangnya mencapai 885 Km (1.426 hektar), dan sumber air dari cek dam sebanyak
13 hektar dan yang
dimanfaatkan baru
sekitar 0,01 hektar (Majalah Gema Bhumi Phala Kab. Temanggung Edisi :
03/IX/2014).
1.2
Perumusan Masalah
Untuk mengetahui fungsi dan manfaat ekonomi dari Ekosistem Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Temanggung maka permasalahan
yang di kemukakan pada makalah ini yaitu bagaimana bentuk atau pola pemanfaatan
Ekosistem Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Temanggung tersebut.
1. 3 Permasalahan
Dalam upaya pemaksimalan pemanfaatan Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk
peningkatan produksi perikanan dan pengembangan usaha pengolahan hasil
perikanan di Kabupaten Temanggung, ditemui beberapa permasalahan yaitu :
a.
Masih banyaknya masyarakat sekitar Daerah aliran
Sungai yang membuang sampah rumah tangga ke sungai termasuk banyak limbah dari
pengolahan tembakau yang dibuang secara berlebihan kealiran sungai ketika musim
tembakau
b.
Masih ada beberapa oknum masyarakat yang berani
”Menyetrum” dan ”Mutas” (memberi obat) pada daerah aliran sungai yang ada
disekitar temanggung.
1.4 Tujuan
Tujuan Penulisan Makalah Valuasi Ekonomi Ekosistem Daerah Aliran
Sungai di Kabupaten Temanggung “ ini adalah :
a
Menyadarkan masyarakat dan Para Petani Temabakau di
sekitar Daerah aliran Sungai agar tidak sembarangan membuang sampah rumah
tangga ke sungai karena Aliran Sungai juga mempunyai nilai ekonomi langsung dan
tak langsung.
b
Mencegah terjadinya Illegal Fishing dengan cara ”Menyetrum” dan ”Mutas” (memberi obat) pada
daerah aliran sungai yang ada disekitar temanggung karena akan merugikan
ekosistem perairan yang ada.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Daerah Aliran Sungai
Daerah Aliran Sungai
(DAS), dalam istilah asing disebut catchment
area, drainage area, drainage basin,river basin, atau watershed (Notohadiprawiro, 1981; Cech, 2005).
Pengertian yang berkembang di Indonesia, terdapat tiga terminologi sesuai
dengan luas dan cakupannya yaitu: Catchment, Watershed danBasin. Tidak ada
batasan baku, tetapi selama ini dipahami bahwa catchmen lebih kecil dari watershed, dan basin adalah DAS besar (Priyono dan Savitri,
2001).
Definisi mengenai
DAS yang relatif beragam, sesuai tujuan masing-masing, menurut Dixon dan Easter
(1986) DAS berarti suatu area yang dibatasi secara topografis oleh punggung
bukit dan air hujan yang jatuh teratuskan oleh suatu sistem sungai.
Menurut Wiersum (1979), dan Seyhan (1990), DAS adalah suatu wilayah daratan
yang dibatasi oleh batas alam berupa topografi yang berfungsi untuk menampung,
menyimpan, dan mengalirkan air yang diterima menuju ke sistem sungai terdekat
yang selanjutnya bermuara di waduk atau danau atau laut. Definisi lain
menyatakan DAS adalah wilayah yang terletak di suatu titik pada suatu sungai
yang oleh batas-batas topografi mengalirkan air yang jatuh di atasnya ke dalam
sungai yang sama dan melalui titik yang sama pada sungai tersebut (Brooks et al., 1992; Arsyad,
2010).
DAS merupakan suatu
sistem ekologi yang kompleks, di dalamnya terjadi keseimbangan dinamik antara
energi material yang masuk (input) dan material yang keluar (output).
Pada keadaan alami perubahan keseimbangan masukan dan keluaran berjalan lambat
dan tidak menimbulkan ancaman yang membahayakan bagi manusia dan kelestarian
lingkungan, namun pada sistem DAS dengan dinamika penggunaan lahan yang
berlangsung secara terus menerus dari bentuk vegetasi rapat ke bentuk vegetasi
yang jarang atau dari bentuk vegetasi ke bentuk non vegetasi, sesuai penyebaran
lokasi penggunaan lahan secara spasial (keruangan), akan mempengaruhi fluktuasi
debit aliran sungai (Asdak, 2004).
Selain merupakan
wilayah tata air, DAS juga merupakan suatu ekosistem, disebut sebagai ekosistem
DAS. Unsur-unsur yang terdapat di dalam DAS meliputi sumberdaya alam dan
manusia. Sumberdaya alam bertindak sebagai obyek terdiri atas tanah, vegetasi, dan air,
sedangkan unsur manusia sebagai subyek atau pelaku pendayagunaan dari unsur-unsur sumberdaya alam, antara
unsur-unsur tersebut terjadi proses hubungan timbal balik dan saling
mempengaruhi. Dalam sumber daya alam antara tanah, air, dan vegetasi saling
terkait sehingga menghasilkan suatu produk tertentu dan kondisi air tertentu
yang pada akhirnya berpengaruh pada kehidupan manusia. Di pihak lain,
manusia sebagai pelaku pendayagunaan sumberdaya alam banyak melakukan aksi atau
pengubahan-pengubahan pada tanah dan vegetasi, sehingga bereaksi pada
hasil produk, partisipasi maupun hasil air (Asdak, 2004).
Menurut Soerianegara
(1978) pencerminan atau ukuran dari kondisi hidroorologis tersebut ditentukan
dari kemampuan penyediaan air, baik dilihat dari segi kualitas maupun
kuantitas dan distribusinya menurut waktu. Kondisi
hidroorologis yang baik adalah apabila DAS dapat menjamin penyediaan air dengan
kualitas yang baik, kuantitas yang cukup dan distribusi debit yang merata
sepanjang tahun.
Daerah Aliran Sungai
yang selanjutnya disebut DAS adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu
kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung,
menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke
laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas
di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan (PP
No 37 tentang Pengelolaan DAS, Pasal 1). DAS dalam bahasa Inggris disebut Watershed atau dalam skala luasan kecil disebut Catchment Area adalah suatu wilayah daratan yang
dibatasi oleh punggung bukit atau batas-batas pemisah topografi, yang berfungsi
menerima, menyimpan dan mengalirkan curah hujan yang jatuh di atasnya ke
alur-alur sungai dan terus mengalir ke anak sungai dan ke sungai utama,
akhirnya bermuara ke danau/waduk atau ke laut.
Daerah Aliran Sungai menurut
Undang-undang No. 7 Tahun 2004 tentang SDA DAS adalah suatu wilayah daratan
yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang
berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan yang berasal dari curah hujan
ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah
topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih
terpengaruh aktivitas daratan.
Karakteristik DAS adalah gambaran
spesifik mengenai DAS yang dicirikan oleh parameter yang berkaitan dengan
keadaan morfometri, topografi, tanah, geologi, negetasi, penggunaan lahan,
hidrologi dan manusia.
Pengelolaan DAS adalah upaya
manusia dalam mengendalikan hubungan timbal balik antara sumberdaya alam dengan
manusia di dalam DAS dan segala aktivitasnya dengan tujuan membina kelestarian
dan keserasian ekosistem serta meningkatkan kemanfaatan sumberdaya alam bagi
manusia secara berkelanjutan. Pengelolaan DAS Terpadu adalah rangkaian upaya
perumusan tujuan, sinkronisasi program, pelaksanaan dan pengendalian
pengelolaan sumber daya DAS lintas multi pihak secara partisipatif berdasarkan
kajian kondisi biofisik, ekonomi, sosial, politik dan kelembagaan guna
mewujudkan tujuan pengelolaan DAS.
2.2. Pengertian dan Konsep DAS
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah yang di batasi
punggung-punggung gunung dimana air hujan yang jatuh pada daerah tersebut akan
ditampung oleh punggung gunung tersebut dan akan dialirkan melalui
sungai-sungai kecil ke sungai utama (Asdak, 1995). Karena DAS dianggap sebagai
suatu sistem, maka dalam pengembangannyapun, DAS harus diperlakukan sebagai
suatu sistem. Dengan memperlakukan sebagai suatu sistem dan pengembangannya
bertujuan untuk memenuhi tujuan pembangunan berkelanjutan, maka sasaran
pengembangan DAS akan menciptaka ciri-ciri yang baik sebagai berikut :
Ø
Mampu memberikan produktivitas lahan yang tinggi. Setiap bidang lahan harus
memberikan produktivitas yang cukup tinggi sehingga dapat mendukung kehidupan
yang layak bagi petani yang mengusahakannnya.
Ø
Mampu mewujudkan pemerataan produktivitas di seluruh DAS.
Ø
Dapat menjamin kelestarian sumberdaya air. (Agus, et al., 2007).
Salah satu fungsi utama dari DAS adalah sebagai pemasok air dengan kuantitas dan kualitas
yang baik terutama bagi orang di daerah hilir. Alih guna lahan hutan
menjadi lahan pertanian akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas tata air pada
DAS yang akan lebih dirasakan oleh masyarakat di daerah hilir. Persepsi umum
yang berkembang pada saat ini, konversi hutan menjadi lahan pertanian
mengakibatkan penurunan fungsi hutan dalam mengatur tata air, mencegah banjir,
longsor dan erosi pada DAS tersebut. Hutan selalu dikaitkan dengan fungsi
positif terhadap tata air dalam ekosistem DAS (Noordwijk dan Farida,
2004).
2.3. Valuasi
Ekonomi
Valuasi ekonomi adalah suatu upaya untuk memberikan nilai
kauntitif terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya alam dan
lingkungan terlepas dari apakah nilai pasar tersedia atau tidak (Fuazi, 1999).
2.3.1.
Nilai Ekonomi Sumberdaya
Menurut paradigma neoklasik, nilai ekonomi dapat dilihat dari
sisi kepuasan konsumen dan keuntungan perusahaan, dengan konsep dasar yang
digunakan, yaitu surplus konsumen dan surplus produsen. Sedangkan berdasarkan
pandangan ecological economics tujuan penilaian tidak semata
terkait dengan maksimisasi kesejahteraan individu melainkan juga terkait dengan
tujuan ekologi dan keadilan distribusi. Tujuan valuasi ekonomi pada dasarnya
adalah membantu pengambilan keputusan untuk menduga efisiensi ekonomi dari
berbagai pemanfaatan yang mungkin dilakukan terhadap ekosistem yang ada disekitar
Daerah Aliran Sungai.
Pengertian nilai atau value, khususnya menyangkut barang dan
jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam dan lingkungan, memang bisa berbeda
jika dipandang dari berbagai disiplin ilmu. Secara umum, nilai ekonomi dapat
didefenisikan sebagai pengukuran jumlah maksimum seseorang ingin mengorbankan
barang dan jasa untuk memperoleh barang dan jasa lainnya.
2.3.2.
Tipologi Nilai Ekonomi Sumber Daya
Kerangka nilai
ekonomi yg digunakan dalam mengevaluasi ekonomi sumberdaya alam adalah
Konsep Nilai Ekonomi Total (TEV). Total economic value (TEV) merupakan penjumlahan dari nilai ekonomi berbasis
pemanfaatan (use value) dan nilai ekonomi berbasis non-pemanfaatan (non
use value).
Menurut Pigoselpi
Anas (2014) Valuasi ekonomi ekosistem adalah suatu cara atau upaya penilaian secara
kuantitatif terhadap sumberdaya alam (barang dan jasa) yang terdapat pada ekosistem
tersebut kedalam nilai uang. Pada
hakekatnya, Nilai Total Ekonomi (Total
Economic Value) dari setiap ekosistem alam, termasuk ekosistem pesisir,
merupakan penjumlahan dari:
1)
Nilai Pemanfaatan (Use Value)
Nilai Pemanfaatan terdiri
dari:
a.
Nilai
Pemanfaatan Langsung (Direct Use Value)
Nilai
Pemanfaatan Langsung (Direct Use Value)
dari suatu ekosistem pesisir adalah berupa berbagai SDA (komoditas = goods)
yang dapat dikonsumsi atau dimanfaatkan oleh manusia secara langsung. Contoh: ikan, kepiting, kayu, madu, dan
produk non-kayu (non-timber products)
yang dihasilkan dari ekosistem mangrove.
b.
Nilai
Pemanfaatan Tidak Langsung (Indirect Use
Value)
Nilai
Pemanfaatan Tidak Langsung (Indirect Use Value ) adalah: Nilai yang diperoleh dari
pemanfaatan tidak langsung dari suatu ekosistem, mencakup jasa-jasa lingkungan
yang disediakan oleh suatu ekosistem pesisir.
c.
Nilai Pilihan
(Option Use Value)
Nilai
Pemanfaatan Pilihan (Option Use Value)
adalah potensi nilai SDA (Sumber Daya Alam) dan jasa-jasa lingkungan yang
diperoleh dari potensi pemanfaatan langsung maupun tidak langsung dari
ekosistem alam (pesisir) di masa yang akan datang, bila SDA dan jasa-jasa
lingkungan tersebut tidak digunakan sekarang. Contoh: Keanekaragaman Hayati;
Spesies baru, dll
2)
Nilai
Bukan-Pemanfaatan (Non Use Value).
Nilai Bukan Pemanfaatan
mencakup:
a.
Nilai Warisan (Bequest Value)
Nilai
Warisan (Bequest Value) adalah: Total
Nilai Ekonomi yang diperoleh dari manfaat pelestarian sumberdaya ekosistem alam
untuk kepentingan generasi di masa yang akan datang. (White and Trinidad, 1998)
b.
Nilai
Keberadaan (Existence Value)
Nilai
ekonomi yang diperoleh dari persepsi bahwa keberadaan (existence) ekosistem
alam beserta segenap SDA dan Jasa lingkungan yang terkandung di dalamnya itu
ada, terlepas dari apakah ekosistem tersebut digunakan atau tidak”. (Barton,
1994).
BAB III
PEMBAHASAN
Berikut valuasi
secara ekonomi ekosistem daerah aliran sungai di sekitar temanggung yang bisa
menjadi pendapatan alternatif. Pendapatan yang dimaksud adalah
pendapatan berupa uang dari penghasilan yang diterima biasanya sebagai balas
jasa, sumber utama gaji atau upah, misalnya dari majikan, pendapatan bersih dan
dari pekerjaan bebas.
3.1. Nilai Pemanafaatan
Mengacu pada tipologi nilai ekonomi dan terminalogi total economic value (tev) yang
merupakan penjumlahan dari nilai ekonomi berbasis pemanfaatan/penggunaan dan
nilai bukan pemanfaatan/penggunaan, maka kajian tentang nilai ekonomi ekosistem
daerah aliran
sungai di sekitar temanggung bisa dihitung sebagai berikut :
A. Nilai
Manfaat Langsung (Kegunaan Langsung)
Ada empat langkah yang diacu untuk menilai kegunaan
langsung ekosistem daerah aliran sungai di sekitar temanggung, yaitu identifikasi,
kuantifikasi. Kuantifikasi dinyatakan dalam nilai uang (harga) dan membuat
analisis ekonomi. Nilai Pemanfaatan Langsung yang ada pada daerah aliran sungai
di sekitar temanggung adalah Ikan, Air, Batu dan Pasir.
Berpatokan pada tahap-tahap atau langkah-langkah tersebut,
maka identifikasi manfaat langsung ekosistem daerah aliran sungai di sekitar
temanggung meliputi beberapa hal sebagai berikut :
Tabel 1.
Identifikasi Kegunaan Langsung Ekosistem Daerah
Aliran Sungai di Sekitar
Temanggung (Manfaat Langsung)
Manfaat
Langsung
|
Pemanfaatan
Rata-Rata
Per Tahun
(kg)
|
Harga/kg (m3)
(Rp)
|
Total Nilai Pemanfaatan
Langsung (Rp)
|
Ikan Mas
|
12.000
|
35.000
|
420.000.000
|
Ikan Nila
|
2.000
|
25.000
|
50.000.000
|
Ikan Uceng
|
1.000
|
100.000
|
100.000.000
|
Batu
|
10.000.000
|
50
|
500.000.000
|
Pasir
|
5.500.000
|
100
|
550.000.000
|
Air (PDAM)
|
48.000.000
|
1.450
|
69.600.000.000
|
Total Pemanfaatan Langsung Ekosistem DAS
|
71.220.000.000
|
Tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa kegunaan secara langsung ekosistem Daerah
Aliran Sungai di sekitar temanggung banyak membawa manfaat yaitu mempunyai nilai ekonomi sekitar Rp. 71.220.000.000,-.
B. Nilai
Manfaat Tidak Langsung
Berdasarkan hasil indentifikasi, diperoleh bahwa bentuk
manfaat tidak langsung dari ekosistem Daerah Aliran Sungai disekitar Temanggung
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.
Identifikasi Kegunaan Tidak Langsung Ekosistem Daerah
Aliran Sungai di
Sekitar Temanggung (Manfaat Tidak Langsung)
Manfaat Tidak Langsung
|
Pemanfaatan Rata-Rata
Per Tahun
|
Produksi
Per Tahun
|
Harga
Satuan
(Rp)
|
Total
Nilai Pemanfaatan
Tidak Langsung
(Rp)
|
Irigasi Sawah
|
19.883 ha
|
6 ton padi/ha x 2
|
4.000.000/ton
|
954.384.000.000
|
Air Untuk Mina
Padi (Pembenihan )
Ikan di Sawah
|
3.035 ha
|
3.200 ton
|
30.000/kg
|
96.000.000.000
|
Air Untuk Mina
Padi (Pembesaran )
Ikan di Sawah
|
3.035 ha
|
1.400 ton
|
20.000/kg
|
28.000.000.000
|
Spawning Ground/ Nursery Ground
|
885 km
Irigasi
|
100.000.000 ekor
|
150
|
15.000.000.000
|
Air untuk Budidaya
Ikan Kolam
|
119 ha
|
3.912 ton
|
25.000/kg
|
97.800.000.000
|
Pembenihan Ikan
Di UPR
|
275 UPR
|
69.223.000 ekor
|
200
|
13.844.600.000
|
Total Pemanfaatan Tidak Langsung Ekosistem DAS
|
|
1.205.028.600.000
|
Sumber : Majalah Gema Bhumi Phala Kab.
Temanggung Edisi : 03/IX/2014
Tabel di atas menunjukkan bahwa kegunaan secara tidak langsung
ekosistem Daerah Aliran Sungai di sekitar temanggung mempunyai nilai ekonomi sekitar Rp. 1.205.028.600.000,-
C. Nilai Pemanfaatan Pilihan
Nilai pemanfaatan
pilihan dari Daerah Aliran Sungai disekitar Temanggung adalah berupa potensi
wisata. Berbagai jenis wisata dapat
digalakkan Daerah Aliran Sungai disekitar Temanggung ini. Mulai dari Arum Jeram, Tempat Pemancingan,
wisata edukatif dan lain-lain.
Tabel 3. Identifikasi
Kegunaan Pemanfaatan Pilihan Ekosistem Daerah Aliran Sungai
di
Sekitar Temanggung (Manfaat Pilihan)
Manfaat
Pilihan
|
Pemanfaatan
Rata-Rata
Per
Tahun
|
Tiket Masuk dan Peralatan
(Rp)
|
Total Nilai Pemanfaatan
Pilihan (Rp)
|
Wisata Arum Jeram
|
50.000
Orang
|
50.000
|
2.500.000.000
|
Wisata Pemancingan
|
100.000
Orang
|
10.000
|
1.000.000.000
|
Wisata Edukatif
|
10.000
Orang
|
5.000
|
500.000.000
|
Total
Nilai Ekonomi Pemanfaatan Pilihan Ekosistem DAS
|
4.000.000.000
|
Perhitungan Nilai Ekonomi Pilihan pada tabel di atas
menunjukkan bahwa kegunaan pilihan ekosistem Daerah Aliran Sungai di sekitar
temanggung mempunyai nilai ekonomi
sekitar Rp. 4.000.000.000,-.
3.1. Nilai Bukan Pemanfaatan
A. Nilai Warisan
Nilai ekonomi warisan
dari Ekosistem Daerah Aliran Sungai di sekitar temanggung ini diduga mencapai Rp. 15.000.000.000,- .
B. Nilai Keberadaan
Keberadaan Ekosistem
Daerah Aliran Sungai di sekitar temanggung ini bagi masyarakat sangatlah penting. Daerah Aliran Sungai di sekitar temanggung ini merupakan salah satu sumberdaya untuk
pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat setempat.
Nilai ekonomi keberadaan Daerah Aliran Sungai di sekitar temanggung diperkirakan sebesar Rp. 10.000.000.000,-
BAB V
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Total
Nilai Ekonomi Ekosistem Daerah Aliran Sungai di sekitar Temanggung ini adalah hasil penjumlahan dari Nilai Pemanfatan dan Nilai Bukan Pemanfaatan. Total
Nilainya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
No.
|
Uraian
|
Jumlah
|
I.
|
Nilai Pemanfaatan
|
|
1.
|
Nilai Pemanfaatan Langsung
|
71.220.000.000,-
|
2.
|
Nilai Pemanfaatan Tidak
Langsung
|
1.205.028.600.000,-
|
3.
|
Nilai Pemanfaatan
Pilihan
|
4.000.000.000,-
|
II.
|
Nilai Bukan Pemanfatan
|
|
1.
|
Nilai Warisan
|
15.000.000.000,-
|
2.
|
Nilai Keberadaan
|
10.000.000.000,-
|
Total Nilai Ekonomi
|
1.305.248.600.000,-
|
DAFTAR
PUSTAKA
Anas, P. 2014. Powerpoint Bahan Ajar Mata Kuliah Pengelolaan
Lingkungan Perairan. STP Jurusan Penyuluhan Perikanan. Bogor
Anonymous, 1985. Undang-Undang Republik Indonesia No 9 Tahun
1985 Tentang Perikanan
_________, 2004. Undang-Undang Republik Indonesia No 7 Tahun 2004
Tentang Sumber daya Air
_________, 2011. Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No 38 Tahun 2011 Tentang Sungai
_________, 2014 Rapat
Koordinasi Minapolitan Kabupaten Temanggung. Majalah Gema Bhumi Phala
Kab. Temanggung Edisi : 03/IX/2014. Temanggung
http://pengertian-definisi.blogspot.com/2011/09/daerah-aliran-sungai-das-bagian-hulu.html diunduh
tanggal 11 November 2014
http://bagusrama.wordpress.com/2012/04/19/definisi-definisi-daerah-aliran-sungai-das/
diunduh tanggal 11 November 2014
http://bpdas-serayuopakprogo.dephut.go.id/info-das/pengertian-seputar-das diunduh
tanggal 11 November 2014
http://valkauts.wordpress.com/2013/01/16/definisi-dan-pengertian-daerah-aliran-sungai-das/ diunduh
tanggal 11 November 2014