05 Februari 2013

POTENSI IKAN KOI TEMANGGUNG


Oleh : Mahmud Efendi, A.Md (Penyuluh Perikanan Parakan – Temanggung)



Nishikigoi adalah nama jepangnya untuk Koi, yang mulai dikembangkan di jepang 200 tahun yang lalu. Awalnya petani beras di Jepang melihat bahwa beberapa ikan di sawahnya memiliki warna yang cemerlang, lalu diambil dan dipeliharanya.
Pada tahun 1914, ketika Niigata Koi memamerkan dalam suatu expo, mulailah terjadi demam memelihara koi di seluruh Jepang. Hobi memelihara Koi tersebar keseluruh penjuru dunia setelah kantong plastic dan sarana transport sudah memadai untuk pengiriman ikan dengan selamat.
Memelihara Koi adalah hobi yang menyenangkan dan diyakini dapat mengurangi tingkat stress. Koi adalah ikan yang pintar dan bisa diajarkan untuk makan dari tangan anda. Namun kadang seperti ikan rakus yang akan memakan apa saja yang anda lemparkan ke kolam. Koi juga bisa mendengar dan akan merespon suara-suara, terutama suara dari pemiliknya.
Koi kecil lebih mudah mati, namun untuk memelihara Koi sampai ukuran 70cm merupakan hobi yang cukup mahal. Memelihara Koi dapat menjadi suatu obsesi, karena warna, penampilan fisik dan nilainya yang mengesankan, dapat menjadi obsesi tersendiri untuk mendapatkan Koi cantik yang lebih bagus dan lebih bagus lagi.
Umumnya Koi mencapai ukuran 50% dari panjang ukuran Koi dewasa dalam 24 bulan, biasanya pertumbuhannya tergantung dari besarnya kolam. Juga factor lain seperti kualitas air, oksigen, filtering, dan makanan. Garis keturunan Koi juga sangat berpengaruh erat dengan kualitasnya.
Rata-rata Koi bisa hidup antara 20-30 tahun
Kabupaten Temanggung merupakan “Sleeping Giant” bagi budidaya ikan termasuk ikan hias. Dengan letak beberapa wilayahnya yang berada di bawah Gunung “SuSi” Sumbing Sindoro mempunyai sumberdaya air yang tidak pernah berhenti di sepanjang tahun. Kondisi ini merupakan Potensi untuk di kembangkannya sektor perikanan termasuk Ikan Koi dan Ikan Hias lainnya.
Kondisi diatas dibuktikan dengan mulai munculnya Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Hias di Temanggung. Diantaranya adalah “Mina Papilon” sebuah POKDAKAN yang memang telah mengharumkan nama Kabupaten Temanggung dengan meraih juara 3 Lomba Kelembagaan Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Tingkat Nasional tahun 2011 lalu. Kata Papilon diambil dari singkatan kata “Parakan Pinggir Kulon” karena memang Lokasi perkolamannya berada disisi sebelah barat Parakan Kauman kecamatan Parakan.
            Usaha utama kelompok Mina Papilon adalah budidaya ikan hias koi yang meliputi pemijahan, pembesaran dan pemasaran. Ikan hias lain yang dibudidayakan antara lain :  ikan koki, cupang dan Black Moly serta Cacing Sutera. Keberhasilan kelompok ini semestinya bisa merangsang dan memotivasi Pembudidaya Ikan lainnya terutama ikan hias. Ternyata dari lereng Gunung Sumbing – Sindoro bisa menghasilkan Produk Ikan Koi yang tidak kalah bersaing dengan wilayah lainnya. Keberhasilan Kelompok Papilon adalah salah satu bukti nyata.
Potensi keberadaan dua Gunung “SuSi” - Sumbing Sindoro yang mempunyai sumberdaya air yang tidak pernah berhenti di sepanjang tahun belum banyak dilirik. Padahal Gunung Merapi yang kerap kali meletus saja bisa menjadi sumber air untuk menghasilkan produk perikanan dibeberapa lereng dan kaki gunungnya. Sebut saja Ngrajeg – Muntilan Kabupaten Magelang yang terletak disebelah barat gunung merapi terkenal dengan sentra produksi air tawarnya. Boyolali disebelah timur Gunung Merapi terkenal dengan kampung Lelenya. Klaten disebelah Tenggara gunung merapi terkenal dengan kampung Nila dan Produksi Larasatinya (Nila Merah Strain Janti). Dan disebelah Selatan Gunung Merapi tepatnya di Yogyakarta banyak kita temui sentra-sentra perikanan air tawar seperti ikan hias dan lobster air tawarnya. Jadi semestinya lah Temanggung yang mempunyai dua gunung mempunyai Potensi Perikanan yang harusnya lebih bagus lagi dibanding dengan Ngrajeg, boyolali, klaten dan yogyakarta yang hanya mengandalkan resapan air dari gunung merapi.
Apabila kita melihat harga jual ikan hias, maka semestinya kita semakin lebih termotivasi lagi untuk membudidayakannya. Bayangkan dengan ukuran koi 15 cm saja dan ber grade B harga perekornya bisa mencapai 50an ribu. Harga ini hampir setara dengan harga 4 kg ikan lele dan 3 kg ikan nila. Padahal budidayanya hanya membutuhkan waktu 3 - 4 bulan untuk menghasilkan ikan koi ukuran 15 cm. Belum lagi kalau harga jual Ikan Koi yang gradenya A, pada ukuran 5 cm saja bisa mencapai harga diatas 100 ribu/ekor tergantung harga hasil lelang penjualan dengan penawaran tertinggi. Jadi dengan melihat harga jualnya saja semestinya kita semakin termotivasi untuk mengembangkan usaha budidaya ikan hias terutama ikan koi ini.




Secara lebih lengkap kita bisa melihat harga standar ikan hias yang biasa diperjualbelikan adalah sebagai berikut :
No
Jenis Ikan
Grade
Ukuran Ikan
5 cm
10 cm
15 cm
1
Koi
A
Lelang
Lelang
Lelang


B
    10.000
    35.000
    50.000


C
       5.000
    15.000
    25.000
2
Koki
A
Lelang
Lelang
Lelang


B
       3.000
    10.000
    25.000


C
       1.000
       4.000
    15.000
3
Cupang
A
Lelang


B
15.000 - 20.000


C
7.500 - 10.000
4
Black Moly

500

Harga jual Ikan Hias diatas bisa dijadikan sebagai alternatif untuk menambah penghasilan warga masyarakat yang ada ditemanggung terutama para pembudidaya Ikan. Hal tersebut semestinya dilakukan dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat khususnya  Pembudidaya Ikan. Oleh karena itu diperlukan terobosan inovasi teknologi yang berbasis sumber daya dan potensi yang dimiliki, termasuk memanfaatkan lahan dan pekarangan yang kurang produktif  menjadi lahan yang lebih bermanfaat dengan berbudidaya ikan apakah ikan konsumsi ataupun ikan hias.
 Sebagaimana kita ketahui Kabupaten Temanggung merupakan salah satu sentra tembakau. Namun kondisi pertembakauan beberapa tahun terakhir ini semakin tidak menentu. Hal ini akibat pemanasan global sehingga menyebabkan kondisi cuaca yang tidak menentu, ditambah lagi adanya fatwa rokok haram dan undang-undang tentang pembatasan kadar nikotin yang menyebabkan bisnis tembakau tidak lagi menjanjikan.
Dengan kondisi seperti ini, maka semestinya lah masyarakat mulai mencari alternatif usaha lain yang lebih baik diantaranya adalah berbudidaya ikan baik ikan konsumsi ataupun ikan hias mengingat sumber air yang tersedia sepanjang tahun.