Oleh : Mahmud Efendi, A.Md (Penyuluh Perikanan Parakan)
Apabila kita masuk kerumah makan atau pun
restoran yang menyediakan masakan ikan kita mendengar ada menu “Kepala Kakap
Merah”, ”Kakap Merapi” dan ”Sop Kepala Kakap”. Tidak sedikit kita jumpai di
daftar menunya menuliskan gulai kepala ikan kakap merah. Ketika mengkonsumsinya
mungkin di benak kita menganggap sedang menyantap “Kepala Kakap Merah” yang
berasal dari hasil tangkapan laut. Padahal sebenarnya yang kita makan adalah
kepala ikan nila merah. Tapi jangan merasa tertipu, toh harganya pun juga mengikuti
harga ikan nila merah, bukan seperti harga ikan kakap.
Sepintas bentuk dan warna Nila Merah (Oreochromis
sp.) memang mirip dengan Kakap Merah (Lutjanus sp.), namun
sebenarnya kedua jenis ikan tersebut jauh berbeda. Dari segi harga pun nila
merah lebih murah dibanding ikan kakap. Memang apabila kita membandingkan harga
jual nila merah dengan nila lainnya seperti nila gift dan nila hitam relatif
lebih mahal.Warnanya pun cenderung lebih disukai konsumen sehingga membuat
banyak orang mensejajarkan Nila Merah dengan Kakap Merah. Dan bisa jadi juga
hal tersebut menjadi strategi pemasaran bagi para pedagang untuk lebih
mendongkrak harga jual Nila Merah di pasaran. Apapun alasannya memang
belakangan Nila Merah menjadi semakin populer dalam sepuluh tahun terkhir.
Ikan nila merah adalah salah satu ikan
komoditas unggulan di sektor perikanan. Keunggulannya hampir sama dengan ikan
nila hitam, yaitu mudah dibudidayakan, mudah diproduksi secara masal, mempunyai
daging yang tebal, pertumbuhannya cepat, mempunyai respon yang baik terhadap pakan dan relatif lebih tahan
terhadap penyakit. Nila merah cenderung lebih menarik dibanding ikan nila lain
karena warnanya yang mencolok dan mirip dengan ikan kakap yang merupakan idola
dari laut.
Sejarah “LARASATI”
Keberadaan Nila Merah jenis baru ini
sebenarnya bukanlah hal baru didunia perikanan. Nila Merah strain Janti
(LARASATI) ini direlease pada tanggal 23 Nopember 2009, di Jawa Tengah
melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah. Secara seremonial
Larasati direlease oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Bp. Fadel
Muhammad melalui SK No. KEP.79/MEN/2009. Nama Larasati diambil dari nama seorang
dewi dalam tokoh pewayangan yang merupakan isteri dari Arjuna yang sangat
terkenal. Dikatakan strain Janti karena kegiatan pemuliaannya dilakukan di
Satuan Kerja Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar Janti (Satker PBIAT Janti),
terletak di Desa Janti, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. Satker PBIAT
Janti merupakan salah satu dari tiga satuan kerja di bawah Balai Perbenihan dan
Budidaya Ikan Air Tawar Muntilan (BPBIAT Muntilan). ( http://satkerpbiatjantiklaten.wordpress.com)
lIKAN NILA LARASATI |
Kegiatan pemuliaan ikan Nila di Satker
PBIAT Janti dimulai sejak tahun 2004 setelah Satker PBIAT Janti ditunjuk
menjadi Pusat Pengembangan Induk Ikan Nila Regional (PPIINR) melalui SK Dirjen
Budidaya No. 6378/DPB-1/PB.110.D1/12/03. Pada tahap awal dimulai dengan
mendatangkan ikan Nila berbagai strain seperti Gift, Nifi, Singapura, Citralada
dan Nila Putih. Kemudian pada tahun 2005 dilakukan perkawinan secara inbreeding
dan cross breeding untuk mendapatkan gambaran performa benih yang
dihasilkan. Pada tahun 2006 diketahui persilangan (cross breeding)
antara induk strain Gift (GG) dan pejantan strain Singapura (SS) menghasilkan
benih hibrid (GS) terbaik. Pemuliaan induk dilakukan menggunakan metode seleksi
individu. Generasi pertama (F1) dihasilkan tahun 2006, generasi kedua (F2)
tahun 2007 dan generasi ketiga (F3) tahun 2008. Berbagai uji terhadap benih
hibrid (GS) generasi ketiga seperti uji pertumbuhan, multi lokasi, salinitas,
dan hama penyakit dilakukan tahun 2008. Benih hibrid (GS) generasi ketiga
inilah yang direlease pada tanggal 23 Nopember 2009 dengan nama
Larasati.
Induk Larasati
INDUK IKAN NILA JANTAN PANDU |
Pada tanggal 27 Desember 2012 yang lalu dilakukan
pelepasan Induk Ikan Nila Jantan PANDU dan Induk Ikan Nila Betina KUNTI yang
merupakan indukan dari LARASATI. Pelepasan Induk Nila PANDU dan KUNTI melalui Kepmen Pelepasan Induk Ikan Nila
Jantan PANDU dan Induk Ikan Nila Betina KUNTI (KEPMEN KP No. KEP. 48/MEN/2012).
Keputusan Menteri tersebut dikeluarkan
dan ditandatangani oleh Menteri Kelautan
dan Perikanan Republik Indonesia. Secara yuridis, induk Pandu dan Kunti telah
resmi menjadi milik seluruh masyarakat perikanan Indonesia. Semua ini dilakukan
dalam rangka meningkatkan produksi nila nasional untuk mendukung Industrialisasi
Perikanan Budidaya. Keberadaan Induk Pandu dan Kunti ini sudah bisa digunakan
untuk memproduksi benih hibrida Nila Merah Larasati dan telah didistribusikan
ke seluruh wilayah Indonesia.
INDUK BETINA KUNTI |
Secara Fisik, Induk Ikan Nila Jantan
Pandu berwarna bule/kemerahan dan Induk Nila betinanya “Kunti” berwarna kehitaman. Hasil perkawinan kedua
jenis Induk Nila tersebut lah yang menghasilkan Nila Merah Strain Janti
(LARASATI). Jadi hal ini juga menunjukkan “Fenomena Unik” dimana dari Induk
yang bule/kemerahan serta kehitaman bisa menghasilkan Benih Hibrida Nila Merah
“Larasati”.
Pengembangan Larasati
di Temanggung
Bupati Temanggung Menyaksikan Tebar Benih Larasati |
Sebagaimana kita ketahui bahwasannya
Kabupaten Temanggung selain menjadi daerah basis pertanian khususnya tembakau,
juga mempunyai potensi untuk pengembangan sektor perikanan. Temanggung memiliki
sumber daya perairan yang sangat melimpah. Sebagian besar wilayahnya mempunyai aliran
sungai yang jarang mengering di sepanjang tahun. Hal tersebut bisa menjadi sebuah peluang dan
berpotensi sekali untuk pengembangan
usaha perikanan. Terlebih lagi adanya potensi tersebut mendapat dukungan besar dan
serius dari Bupati Temanggung, Bapak Drs. H. Bambang Sukarno yang berencana
untuk mengembangkan sektor perikanan. Keseriusan tersebut Beliau sampaikan dalam acara pemberian bantuan dan penebaran benih
ikan nila larasati serta penyerahan bantuan Induk Jantan “Pandu” dan Induk
Betina “Kunti” secara simbolik ke beberapa kelompok pembudidaya ikan yang
diadakan di Desa Caturanom, Kecamatan Parakan pada hari Rabu 18 September 2013
yang lalu. Beliau menegaskan akan mendukung pengembangan sektor perikanan
dikabupaten temanggung yang diharapkan bisa mensejahterakan masyarakat dengan
program perikanan yang ada, dan diharapkan kedepannya akan ada “out put” yang
nyata.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang
Perikanan, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Temanggung, Muhammad Hadi,
mengemukakan bantuan induk nila pandu kunti telah diberikan kepada sembilan
kelompok yakni Mina Kanti Gumuyu, Mina Raharja, Jo-Fish, Mina Aji , Mina Karya
Makmur, Kharisma, Mina Taruna Tani, dan Mina Abadi. Sembilan kelompok itu
berasal dari Ngadirejo, Bulu, Parakan yang masing-masing kelompok mendapatkan dua paket. Bantuan Induk Pandu
Kunti tersebut per paketnya berisi 100 ekor jantan dan 300 ekor betina.
Sedangkan untuk kelompok pembudidaya ikan Mina Makmur Caturanom Parakan mendapatkan
benih ikan nila larasati sejumlah 35.000 ekor dan pakan ikan 4.200 kg.
Khusus untuk bantuan benih larasati
dan pakan ikan kepada kelompok pembudidaya ikan Mina Makmur Caturanom akan digunakan untuk mengembangkan budidaya ikan Nila dengan sistem KAD (Kolam Air Deras). Dimana dengan aliran air yang ada disekitar
kolam kelompok memang memungkinkan untuk dikembangkannya sistem pembesaran nila
merah strain janti ini dengan Air Deras. Sistem Pembesaran Nila dengan KAD ini
diharapkan kedepannya bisa menjadi percontohan bagi kelompok
pembudidaya ikan lainnya. Pasalnya
di daerah asal larasati, disekitar janti klaten, seperti dikawasan Desa
Nila di Desa Nganjat, Ponggok,
Jimus, Janti, Kecamatan
Polanharjo, Kabupaten
Klaten sudah banyak dibudidayakan dengan sistem Kolam Air Deras. Sehingga dengan larasati ini kita masih
punya harapan besar untuk bisa mengembangkannya dengan berbagai macam sistem
budidaya.
Beberapa waktu yang lalu penebaran benih larasati
ini juga pernah dilakukan pada usaha mina padi. Penebaran tersebut dilakukan oleh Kepala Pusat Penyuluhan Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Wakil
Bupati Temanggung pada tanggal 28
agustus 2012 lalu di lahan sawah dusun Krajan Desa Soropadan.
Penebaran benih larasati ini
dimaksudkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan sawah dalam menanam
padi dengan cara membudidayakan ikan juga didalamnya. Usaha mina padi ini diharapkan
selain untuk mencukupi kebutuhan gizi keluarga juga bisa dijual guna menambah
penghasilan para petani.
Dengan banyaknya program bantuan yang
diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat, khususnya bantuan induk dan benih
nila larasati ini diharapkan bisa mendukung program kementerian kelautan dan
perikanan yang ingin menjadikan indonesia sebagai kawasan Industrialisasi
Perikanan, khususnya Perikanan Budidaya. Semua ini bermuara pada rangkaian
usaha untuk mensejahterakan masyarakat khususnya para pembudidaya ikan sehingga
program pengentasan kemiskinan juga bisa dilakukan melalui sektor perikanan. Dan
kita tidak berharap bantuan ini hanya “menguap” begitu saja serta hanya menjadi
“muspro” belaka.
Daftar
Pustaka : http://satkerpbiatjantiklaten.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apabila ada yang kurang jelas Silahkan tulis komentar anda....
Silahkan Baca Artikel saya secara Lengkap sampai kebawah .....
Maaf sementara kami belum bisa memenuhi pesanan Bibit Belut dll