21 Maret 2012

Budidaya Cacing Sutera

Oleh : Mahmud Efendi, A.Md(Penyuluh Perikanan Parakan)


Cacing sutera (Tubifex), sering juga disebut cacing rambut atau cacing darah merupakan cacing kecil seukuran rambut berwarna kemerahan dengan panjang sekitar 1-3 cm, dengan tubuh berwarna merah kecoklatan dengan ruas-ruas. Cacing ini hidup dengan membentuk koloni di perairan jernih yang kaya bahan organik.
Cacing rambut merupakan salah satu alternatif pakan alami yang dapat dipilih untuk memberi makan ikan yang anda pelihara, terutama pada saat fase larva hingga benih ataupun untuk ikan hias anda karena memiliki kandungan nutrisi yang baik dan cenderung seimbang dan sangat bagus untuk pertumbuhan ikan.
Di dalam tubuh cacing sutera terkandung kira-kira 57% protein dan 13% lemak, yang oleh karena itu merupakan pakan yang baik untuk ikan, tidak terkecuali ikan yang dipelihara manusia seperti lele atau ikan hias.


Cacing sutera biasanya diperoleh dengan cara menambang/mengambilnya dari sungai. Kegiatan penambangan ada yang dilakukan dengan cara menyelam. Apabila seorang penyelam menemukan koloni cacing sutera di dasar sungai, maka koloni cacing tersebut akan ditambang (diangkat) dari dasar sungai. Namun apabila penyelam tidak menemukan koloni cacing sutera di dasar sungai yang diselami, maka dia akan berpindah ke lokasi lain, yang jaraknya bisa beberapa kilometer dari lokasi semula.
Kegiatan penyelaman/pengambilan cacing tersebut dilakoni karena nilai ekonomi cacing sutera yang cukup menjanjikan. Harga cacing sutera berkisar antara Rp. 5. 000,00 sampai Rp. 7.000,00 per satu kaleng kecil (250 ml/kaleng susu).
Kini banyak upaya yang dilakukan untuk mengembangkan budidaya cacing sutera di daratan. Dengan budidaya tersebut diharapkan mempermudah pengguna cacing sutera, setidaknya tidak perlu lagi menyelam ke dasar sungai yang pekat yang dalamnya mencapai 7 m bahkan lebih.
Pengembangan budidaya cacing sutera saat ini sudah banyak dilakukan. Teknik budidaya cacing sutera secara umum dapat dilakukan pada media lumpur yang dicampur dengan kotaran ayam dan bekatul. Bibit cacing sutera yang diperoleh dari alam ditanamkan ke dalam media tersebut setelah dikarantina terlebih dahulu untuk menghilangkan bakteri patogen yang dibawa dari habitat asalnya. Sebelum ditanami cacing sutera, media difermentasi terlebih dahulu dengan direndam air selama lebih kurang 3 hari. Selama proses budidaya, media dialiri air dengan debit sekitar 3 liter per detik. Panen cacing sutera dapat dilakukan seminggu sampai dua minggu setelah ditanam. Jika dibiarkan terlalu lama, maka jumlah cacing sutera akan berkurang kembali, karena secara alami terjadi persaingan antar-cacing itu sendiri.
Hasil produksi dari budidaya cacing sutera mencapai dua kali lebih banyak dibandingkan di habitat aslinya. Apabila budidaya dilakukan di pinggir sungai, maka produksi akan lebih banyak lagi. Dengan demikian budidaya cacing sutera yang sudah mulai diperkenalkan saat ini bisa meningkatkan penghasilan, mengingat permintaan cacing sutera masih cukup tinggi.
Apabila hasil budidaya cacing sutera kita mencapai 200 kaleng per minggu. Kalau harganya Rp. 5000,00 per kaleng, maka penghasilan kita bisa mencapai Rp. 1 juta per minggu. Jumlah penghasilan yang tidak bisa dikatakan kecil untuk ukuran masyarakat saat ini.

A. Cacing Sutera untuk Budidaya Ikan Hias
Cacing sutera di toko-toko tempat penjualan ikan hias kadang kala kosong, mungkin karena stok di pembudidaya belum ada. Anda jangan khawatir dan pasrah dengan keadaan, cobalah mandiri dan mulailah budidaya cacing sutera dari sekarang.
Budidaya cacing sutera sangat bermanfaat untuk ikan hias, salah satunya ikan cupang. Budidaya cacing sutera sangat mudah dan gampang, tidak repot dalam pemeliharaan, serta pakan cacing yang relatif murah bila anda beli. Budidaya cacing sutera adalah solusi untuk lebih irit biaya dan mudah mendapatkanya ketimbang anda beli yang belum tentu ada.
Dengan mengkonsumsi cacing sutera ini ditambah dengan suplemen makanan ikan menjadikan ikan cupang indah warnanya dan sehat. Manfaat cacing sutera untuk ikan cupang lumayan banyak diantaranya memperkokoh ekor dan membuat mental ikan cupang anda lebih berani. Maka dari itu cacing sutera selain bisa dikonsumsi juga sangat penting bila dijadikan makanan ikan cupang. Dan tak ada salahnya jika kita membuka budidaya cacing sutera karena tidak terlalu repot untuk pengelolaannya. Apa yang harus diperhatikan dapat kita simak pada wacana berikut ini.

B. Habitat (Tempat Hidup)
Cacing ini hidup pada subtrat lumpur dengan kedalaman 0 – 4 cm.Seperti hewan air lain maka air memegang peranan penting buat kelangsungan hidup cacing ini. Parameter air yang optimal untuk Budidaya cacing sutra adalah:
• pH : 5,5 -8,0
• Suhu : 25 – 28 C
• DO(oksigen terlarut) : 2,5 – 7,0 ppm


• Amoniak : <3,6
Cacing sutra merupakan hewan hermaprodit yang berkembang biak lewat telur secara eksternal. Telur yang dibuahi oleh jantan akan membelah menjadi dua sebelum menetas.

Bahan organik yang baik untuk digunakan oleh cacing sutra adalah campuran antara kotoran ayam, dedak (bekatul) dan lumpur. Berikut teknik budidaya cacing sutra:

1. Persiapan Bibit
Bibit bisa dibeli dari toko ikan hias atau diambil dari alam
Catatan : Sebaiknya bibit cacing di karantina dahulu karena ditakutkan membawa bakteri patogen.
2. Persiapan Media
Media perkembangan dibuat sebagai kubangan lumpur dengan ukuran 1 x 2 meter yang dilengkapi saluran pemasukan dan pengeluaran air. Tiap tiap kubangan dibuat petakan petakan kecil ukuran 20 x 20 cm dengan tinggi bedengan atau tanggul 10 cm, antar bedengan diberi lubang dengan diameter 1 cm.

 



3. Pemupukan
Lahan di pupuk dengan dedak halus atau ampas tahu sebanyak 200 – 250 gr/M2 atau dengan pupuk kandang sebanyak 300 gr/ M2.
Cara pembuatan pupuknya :
 Siapkan kotoran ayam, jemur 6 jam.
 Siapkan bakteri EM4 untuk fermentasi kotoran ayam tersebut. Cari di toko pertanian atau toko peternakan atau balai peternakan.
 Aktifkan/Kembangkan dulu bakterinya.
Caranya ¼ sendok makan gula pasir
+ 4ml EM4 + dalam 300ml air terus
diamkan kurang lebih 2 jam.
 Campur cairan itu ke 10kg kotoran ayam yang dah di jemur tadi, aduk hingga rata.
 Selanjutnya masukkan ke wadah yang tertutup rapat selama 5 hari

Mengapa harus difermentasi?
Karena dengan fermetasi maka kandungan N-organik dan C-organik bakal naek sampai 2 kali lipat
4. Fermentasi
Lahan direndam dengan air setinggi 5 cm selama 3-4 hari.
5. Penebaran Bibit
Selama Proses Budidaya lahan dialiri air dengan debit 2-5 Liter / detik
6. Tahapan Kerja Budidaya Cacing Sutra
Cacing sutra atau cacing rambut memang telah sejak lama dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif pakan ikan. Harga jual yang relatif tinggi, membuat bisnis cacing sutra cukup banyak dilirik orang.
Namun sayangnya, tidak banyak orang yang memahami teknis pembudidayaan cacing sutra ini. Berikut tahapan kerja yang harus dilakukan dalam pembudidayaan cacing sutra:
 Lahan uji coba berupa kolam tanah berukuran 8 x 1,5 m dengan kedalaman 30 cm.
 Dasar kolam uji coba ini hanya diisi dengan sedikit lumpur.
Apabila matahari cukup terik, jemur kolam minimum sehari. Bersamaan dengan itu, kolam dibersihkan dari rumput atau hewan lain yang berpotensi menjadi hama bagi cacing sutra, seperti keong mas atau kijing.
 Pipa Air Keluar (Pipa Pengeluaran/Outlet) dicek kekuatannya dan pastikan berfungsi dengan baik. Pipa Pengeluaran ini sebaiknya terbuat dari bahan paralon berdiameter 2 inci dengan panjang sekitar 15 cm.
 Usai pengeringan dan penjemuran, usahakan kondisi dasar kolam bebas dari bebatuan dan benda-benda keras lainnya. Hendaknya konstruksi tanah dasar kolam relatif datar atau tidak bergelombang.
 Dasar kolam diisi dengan lumpur halus yang berasal dari saluran atau kolam yang dianggap banyak mengandung bahan organik hingga ketebalan dasar lumpur mencapai 10 cm.
 Tanah dasar yang sudah ditambahi lumpur diratakan, sehingga benar-benar terlihat rata dan tidak terdapat lumpur yang keras.
 Untuk memastikannya, gunakan aliran air sebagai pengukur kedataran permukaan lumpur
tersebut. Jika kondisinya benar-benar rata, berarti kedalaman air akan terlihat sama di semua bagian.
 Masukkan kotoran ayam kering sebanyak tiga karung ukuran kemasan pakan ikan, kemudian sebar secara merata dan selanjutnya bisa diaduk-aduk dengan kaki.
 Setelah dianggap datar, genangi kolam tersebut hingga kedalaman air maksimum 5 cm, sesuai panjang pipa pembuangan.
 Pasang atap peneduh untuk mencegah tumbuhnya lumut di kolam.
 Kolam yang sudah tergenang air tersebut dibiarkan selama satu minggu agar gas yang dihasilkan dari kotoran ayam hilang. Cirinya, media sudah tidak beraroma busuk lagi.
 Tebarkan 0,5 liter gumpalan cacing sutra dengan cara menyiramnya terlebih dahulu di dalam baskom agar gumpalannya buyar.
 Cacing sutra yang sudah terurai ini kemudian ditebarkan di kolam budi daya ke seluruh permukaan kolam secara merata.
 Seterusnya atur aliran air dengan pipa paralon berukuran 2/3 inci.

Selain hal tersebut diatas, ada beberapa hal yang penting untuk anda perhatikan dalam budidaya cacing sutera antara lain sebagai berikut:
 Wadah budidaya dapat berupa parit beton atau wadah yang dilapisi plastik, lebar 0,5 meter.
 Pakan cacing sutra bisa berupa campuran kotoran ayam segar 50% dan lumpur kolam 50%. Tinggi media 5 cm.
 Pemupukan ulang dilakukan dengan menambahkan kotoran ayam sebanyak 9% dari volume awal, dilakukan setiap minggu.
 Media dialiri air irigasi, dengan debit air 900 ml/menit.
 Benih cacing rambut ditebar sehari sesudah media kultur dialiri air, yaitu sebanyak 2 gram/ m2.


7. Makanan Cacing Sutra
Karena cacing sutra termasuk makhluk hidup, tentunya cacing sutra tersebut juga butuh makan. Makanannya adalah bahan organik yang bercampur dengan lumpur atau sedimen di dasar perairan. Cara makan cacing sutra adalah dengan cara menelan makanan bersama sedimennya dan karena cacing sutra mempunyai mekanisme yang dapat memisahkan sedimen dan makanan yang mereka butuhkan. Jadi kita juga harus menyediakan makanannya tersebut.
8. Panen
 Panen cacing sutera dilakukan setelah budidaya berlangsung beberapa minggu dan berturut-turut bisa dipanen setiap dua minggu sekali.
 Cara pemanenan cacing sutera dengan menggunakan serok halus/lembut. Cacing sutera yang didapat dan masih bercampur dengan media budidaya dimasukkan kedalam ember atau bak yang diisi air, kira –kira 1 cm diatas media budidaya agar cacing rambut naik ke permukaan media budidaya. Ember ditutup hingga bagian dalam menjadi gelap dan dibiarkan selama enam jam. Setelah enam jam, cacing rambut yang menggerombol diatas media diambil dengan tangan.
 Dengan cara ini didapat cacing sutera sebanyak 30 – 50 gram/m2 per dua minggu.
 Untuk mendapatkan cacing rambut yang cukup dan berkesinambungan, panjang parit perlu dirancang sesuai dengan keperluan setiap harinya.

Terbaru ada Sistem Budidaya Cacing Sutera (Tubifex sp) dengan wadah nampan/tray  
Silahkan Gabung di Grup Facebook nya klik aja link dbawah ini
https://www.facebook.com/groups/416865398418375/
Atau di judul lain di blog sini  http://www.mahmudsmadawangi.blogspot.com/2013/06/budidaya-cacing-sutra-tubifex-sp-dengan.html 

8 komentar:

AZLA mengatakan...

wah artikelnya sangat bagus dan bermanfaat, ini merupakan terobosan yg bisa di kembangkan sobat, terima kasih
salam kompak selalu
http://penyuluhpi.blogspot.com/

Penyuluh Perikanan Parakan Temanggung mengatakan...

Sama2 Bro...semoga bermanfaat....semoga sektor perikanan Semakin Mantap dan bisa bermanfaat untuk semua
Mohon Kritik dan saran untuk kebaikan bersama sob....

Yoyo Gandhi mengatakan...

Apakah media lumpur bisa menggunakan lumpur dari limbah pembuangan rumah tangga..?
Kalau bisa apakah ada penanganan khusus sebelum dipakai..?
terimakasih.

Penyuluh Perikanan Parakan Temanggung mengatakan...

pada dasarnya dari limbah apapun bisa digunakan untuk media Cacing sutera,,,,sebagaimana kita sering menemui di sungain (jawa : Kali) dengan debit air yang agak kecil tidak terlalu deras kita juga bisa menemui cacing sutera ini bisa tumbuh dan berkembangbiak....cuma kemungkinaa hasilnya kurang maksimal kalo kita pake untuk Budidaya Cacing Sutera...jadi sebaiknya menggunakan limbah Kotoran SAPI/HEWAN TERNAK yang telah difermentasi agar hasilnya lebih maksimal..lebih lengkapnya silahkan Baca ULANG ARTIKEL saya diatas...

Anonim mengatakan...

Saya sangat tertarik dengan budidaya belut, bisakah saya mendapatkan kontak orang yang sudah berhasil membudidayakannya? saya juga mau belajar langsung jika memang diperkenankan.
terimakasih

Anonim mengatakan...

Saya sangat tertarik dengan budidaya belut, bisakah saya mendapatkan kontak orang yang sudah berhasil membudidayakannya? saya juga mau belajar langsung jika memang diperkenankan.
terimakasih

Unknown mengatakan...

azolla microphylla adalah solusi cerdas atasi pakan ternak yg semakin hari semakin mahal,ke unggulanya adalah;azolla mudah di budidayakan,cepat berkembang biak,berprotein tinggi 24-30% kondisi kering,sangat bermanfaat bagi kebutuhan pertumbuhan ikan,lele,nila,gurame,ayam,bebek,kambing,sapi,kerbau,kelinci,kami menyediakan bibit Azolla microphylla,Rp 30.000 /paket.order silahkan hub No 085264608009 *sms only*www.doelghofoer.blospot.com

Unknown mengatakan...

saya sedang mendalami teknik budidaya cacing sutera,,
dan saya punya pertanyaan apakah budidaya cacing sutera bisa menggunakan media air bersih (tanpa media lumpur)?
dan apakah ada perlakuan khusus dg media tersebut?mohon masukannya trims

Posting Komentar

Apabila ada yang kurang jelas Silahkan tulis komentar anda....
Silahkan Baca Artikel saya secara Lengkap sampai kebawah .....
Maaf sementara kami belum bisa memenuhi pesanan Bibit Belut dll