Oleh : Mahmud Efendi, A.Md (Penyuluh Perikanan Parakan –
Temanggung)
Nishikigoi
adalah nama jepangnya untuk Koi, yang mulai dikembangkan di jepang 200 tahun
yang lalu. Awalnya petani beras di Jepang melihat bahwa beberapa ikan di
sawahnya memiliki warna yang cemerlang, lalu diambil dan dipeliharanya.
Pada tahun 1914, ketika Niigata Koi memamerkan dalam suatu expo, mulailah terjadi demam memelihara koi di seluruh Jepang. Hobi memelihara Koi tersebar keseluruh penjuru dunia setelah kantong plastic dan sarana transport sudah memadai untuk pengiriman ikan dengan selamat.
Pada tahun 1914, ketika Niigata Koi memamerkan dalam suatu expo, mulailah terjadi demam memelihara koi di seluruh Jepang. Hobi memelihara Koi tersebar keseluruh penjuru dunia setelah kantong plastic dan sarana transport sudah memadai untuk pengiriman ikan dengan selamat.
Memelihara Koi
adalah hobi yang menyenangkan dan diyakini dapat mengurangi tingkat stress. Koi
adalah ikan yang pintar dan bisa diajarkan untuk makan dari tangan anda. Namun kadang seperti ikan
rakus yang akan memakan apa saja yang anda lemparkan ke kolam. Koi juga bisa mendengar dan
akan merespon suara-suara, terutama suara dari pemiliknya.
Koi kecil lebih
mudah mati, namun untuk memelihara Koi sampai ukuran 70cm merupakan hobi yang cukup mahal. Memelihara Koi dapat
menjadi suatu obsesi, karena warna, penampilan fisik dan nilainya yang
mengesankan, dapat menjadi obsesi tersendiri untuk mendapatkan Koi cantik yang
lebih bagus dan lebih bagus lagi.
Umumnya Koi mencapai ukuran 50% dari panjang ukuran Koi dewasa dalam 24 bulan, biasanya pertumbuhannya tergantung dari besarnya kolam. Juga factor lain seperti kualitas air, oksigen, filtering, dan makanan. Garis keturunan Koi juga sangat berpengaruh erat dengan kualitasnya. Rata-rata Koi bisa hidup antara 20-30 tahun.
Umumnya Koi mencapai ukuran 50% dari panjang ukuran Koi dewasa dalam 24 bulan, biasanya pertumbuhannya tergantung dari besarnya kolam. Juga factor lain seperti kualitas air, oksigen, filtering, dan makanan. Garis keturunan Koi juga sangat berpengaruh erat dengan kualitasnya. Rata-rata Koi bisa hidup antara 20-30 tahun.
Kabupaten
Temanggung merupakan “Sleeping Giant” bagi budidaya ikan termasuk ikan hias.
Dengan letak beberapa wilayahnya yang berada di bawah Gunung “SuSi” Sumbing
Sindoro mempunyai sumberdaya air yang tidak pernah berhenti di sepanjang tahun.
Kondisi ini merupakan Potensi untuk di kembangkannya sektor perikanan termasuk
Ikan Koi dan Ikan Hias lainnya.
Kondisi
diatas dibuktikan dengan mulai munculnya Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN)
Hias di Temanggung. Diantaranya adalah “Mina Papilon” sebuah POKDAKAN yang
memang telah mengharumkan nama Kabupaten Temanggung dengan meraih juara 3 Lomba
Kelembagaan Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Tingkat Nasional tahun 2011 lalu.
Kata Papilon diambil dari singkatan
kata “Parakan Pinggir Kulon” karena
memang Lokasi perkolamannya berada disisi sebelah barat Parakan Kauman
kecamatan Parakan.
Usaha utama kelompok Mina Papilon adalah budidaya ikan hias koi yang
meliputi pemijahan, pembesaran dan pemasaran. Ikan hias lain yang dibudidayakan
antara lain : ikan koki, cupang dan Black
Moly serta Cacing Sutera. Keberhasilan kelompok ini semestinya bisa merangsang
dan memotivasi Pembudidaya Ikan lainnya terutama ikan hias. Ternyata dari
lereng Gunung Sumbing – Sindoro bisa menghasilkan Produk Ikan Koi yang tidak
kalah bersaing dengan wilayah lainnya. Keberhasilan Kelompok Papilon adalah
salah satu bukti nyata.
Potensi keberadaan dua Gunung “SuSi” - Sumbing Sindoro yang mempunyai sumberdaya
air yang tidak pernah berhenti di sepanjang tahun belum banyak dilirik. Padahal
Gunung Merapi yang kerap kali meletus saja bisa menjadi sumber air untuk
menghasilkan produk perikanan dibeberapa lereng dan kaki gunungnya. Sebut saja
Ngrajeg – Muntilan Kabupaten Magelang yang terletak disebelah barat gunung
merapi terkenal dengan sentra produksi air tawarnya. Boyolali disebelah timur
Gunung Merapi terkenal dengan kampung Lelenya. Klaten disebelah Tenggara gunung
merapi terkenal dengan kampung Nila dan Produksi Larasatinya (Nila Merah Strain
Janti). Dan disebelah Selatan Gunung Merapi tepatnya di Yogyakarta banyak kita
temui sentra-sentra perikanan air tawar seperti ikan hias dan lobster air
tawarnya. Jadi semestinya lah Temanggung yang mempunyai dua gunung mempunyai
Potensi Perikanan yang harusnya lebih bagus lagi dibanding dengan Ngrajeg,
boyolali, klaten dan yogyakarta yang hanya mengandalkan resapan air dari gunung
merapi.
Apabila kita melihat harga jual ikan hias, maka
semestinya kita semakin lebih termotivasi lagi untuk membudidayakannya. Bayangkan
dengan ukuran koi 15 cm saja dan ber grade B harga perekornya bisa mencapai
50an ribu. Harga ini hampir setara dengan harga 4 kg ikan lele dan 3 kg ikan
nila. Padahal budidayanya hanya membutuhkan waktu 3 - 4 bulan untuk
menghasilkan ikan koi ukuran 15 cm. Belum lagi kalau harga jual Ikan Koi yang
gradenya A, pada ukuran 5 cm saja bisa mencapai harga diatas 100 ribu/ekor
tergantung harga hasil lelang penjualan dengan penawaran tertinggi. Jadi dengan
melihat harga jualnya saja semestinya kita semakin termotivasi untuk
mengembangkan usaha budidaya ikan hias terutama ikan koi ini.
Secara lebih lengkap kita bisa melihat harga
standar ikan hias yang biasa diperjualbelikan adalah sebagai berikut :
No
|
Jenis Ikan
|
Grade
|
Ukuran Ikan
|
||
5 cm
|
10 cm
|
15 cm
|
|||
1
|
Koi
|
A
|
Lelang
|
Lelang
|
Lelang
|
B
|
10.000
|
35.000
|
50.000
|
||
C
|
5.000
|
15.000
|
25.000
|
||
2
|
Koki
|
A
|
Lelang
|
Lelang
|
Lelang
|
B
|
3.000
|
10.000
|
25.000
|
||
C
|
1.000
|
4.000
|
15.000
|
||
3
|
Cupang
|
A
|
Lelang
|
||
B
|
15.000 - 20.000
|
||||
C
|
7.500 - 10.000
|
||||
4
|
Black Moly
|
500
|
Harga jual Ikan Hias diatas bisa dijadikan sebagai alternatif untuk
menambah penghasilan warga masyarakat yang ada ditemanggung terutama para
pembudidaya Ikan. Hal tersebut semestinya
dilakukan dalam rangka meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat khususnya
Pembudidaya Ikan. Oleh karena
itu diperlukan terobosan inovasi teknologi yang berbasis sumber
daya dan potensi yang dimiliki, termasuk memanfaatkan lahan dan pekarangan yang kurang produktif menjadi lahan yang lebih bermanfaat dengan berbudidaya ikan apakah ikan konsumsi
ataupun ikan hias.
Sebagaimana
kita ketahui Kabupaten Temanggung merupakan salah satu
sentra tembakau. Namun kondisi
pertembakauan beberapa tahun terakhir ini semakin tidak menentu. Hal ini akibat
pemanasan global sehingga menyebabkan kondisi cuaca yang tidak menentu,
ditambah lagi adanya fatwa rokok haram dan undang-undang tentang pembatasan
kadar nikotin yang menyebabkan bisnis tembakau tidak lagi menjanjikan.
Dengan
kondisi seperti ini, maka semestinya
lah masyarakat mulai mencari alternatif usaha lain yang
lebih baik diantaranya adalah berbudidaya ikan baik ikan
konsumsi ataupun ikan hias mengingat sumber air yang tersedia sepanjang tahun.